Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN mulai aktif terlibat dalam perancangan program tiga juta hunian per tahun yang digagas presiden terpilih Prabowo Subianto. Sekretaris Perusahaan BTN, Ramon Armando mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah skema, termasuk mekanisme penyaluran kredit perumahan rakyat atau KPR.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“BTN terus melakukan transformasi binsis dan membenahi internal untuk dapat menopang program rumah rakyat dengan lebih target lebih tinggi,” kata Ramon saat dihubungi Tempo, Kamis, 17 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurutnya, sebagai pemimpin 80 persen pasar KPR nasional, BPR siap mendukung program tiga juta rumah pemerintahan Prabowo Subianto. Terlebih, BTN memiliki pengalaman mendukung program sejuta rumah pada pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Saat ini, Ramon mengungkapkan BTN telah menyiapkan dukungan di sisi supply dengan cara memberikan pendanaan kepada developer berupa kredit konstruksi. Selama ini, kata dia, pemberian kredit tersebut sudah berjalan. Sehingga bukan menjadi hal yang baru bagi BTN.
Selain itu, ia memaparkan tiga jenis subsidi KPR yang telah diajukan BTN untuk pemerintahan baru. Ketiganya yakni Subsidi Angsuran, Subsidi Selisih Bunga, dan Premi Asuransi.
“Keseluruhan sumber dana atau insentifnya berasal dari dana belanja APBN, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun dana lainnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia memaparkan subsidi angsuran ditujukan untuk masyarakat miskin atau pra-sejahtera dengan kisaran penghasilan hingga maksimal Rp3,1 juta. Subsidi ini bertujuan mengentaskan kemiskinan di desa.
Kedua yakni subsidi selisih bunga di mana penerima subsidi yakni masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), yakni mereka yang berpenghasilan antara Rp3,1 juta hingga Rp8 juta. Dalam jenis subsidi ini, Ramon mengungkapkan program pembiayaan bisa berbentuk KPR, Kredit Bangun Rumah, dan Kredit Renovasi Rumah.
Ketiga yakni subsidi premi asuransi di mana penerima subsidi adalah masyarakat berpenghasilan tanggung (MBT), yakni mereka yang memiliki penghasilan lebih dari Rp8 juta. MBT dapat menerima subsidi melalui premi asuransi untuk KPR yang mereka ajukan.
“Saat ini belum diputuskan skema mana yang akan diambil oleh pemerintahan baru, namun BTN terus berdiskusi dengan Satgas Perumahan yang dipimpin Bapak Hashim Djojohadikusumo,” kata Ramon.
Sebagai informasi, pemerintahan Prabowo Subiyanto mematok target membangun 3 juta hunian setahun, sehingga satu periode pemerintahan selama 5 tahun ada 15 juta rumah yang dibangun.
"Bukan tiga juta (satu periode pemerintahan). Kita mau bikin tiga juta rumah setiap tahun," ujar, Hashim Djojohadikusumo, di Jakarta, Kamis, 10 Oktober 2024.
Hashim mengatakan, bahwa program pembangunan tiga juta rumah setiap tahun itu terdiri dari pembangunan 1 juta apartemen di perkotaan per tahun dan dua juta unit rumah di pedesaan per tahun. BTN merupakan mitra perbankan yang telah berdiskusi dengan Satgas Perumahan.