Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Petani Tomat Buang Hasil Panen karena Harga Jeblok dari Rp 4.000 jadi Rp 600 per Kg, Respons Kementan?

Kementan merespons soal video viral di media sosial yang memperlihatkan dua orang petani sedang membuang sejumlah peti tomat ke jurang.

25 Januari 2023 | 07.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang petani di desa Mulyoagung, Malang, Jawa Timur, Selasa (12/1). Banyaknya tanaman tomat yang rusak akibat banjir menyebabkan harga tomat naik menjadi Rp 3000/kg, dari Rp2000/kg. ANTARA/Ari Bowo Sucipto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) merespons soal video viral di media sosial yang memperlihatkan dua orang petani sedang membuang sejumlah peti tomat ke jurang. Petani membuang hasil panennya lantaran harga jual tomat anjlok hingga menyentuh Rp 600 per kilogram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mengaku tak mau terburu-buru berkomentar lantaran hingga saat ini belum diketahui kebenaran dari video tersebut. Namun ia mengatakan Kementan sudah menerjunkan tim untuk mengecek fakta di lapangan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya sudah tunjuk (tim) ke lapangan untuk mengecek. Tapi yang dibuang-buang kan enggak banyak," ujar Prihasto saat dijumpai di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan pada Selasa, 24 Januari 2023. 

Prihasto tidak yakin penyebab petani tomat tersebut membuang hasil panennya lantaran harga yang anjlok. Menurut dia, semuanya belum bisa dipastikan sebelum dipastikan faktanya di lapangan. 

"Jangan-jangan barang busuk. Kita enggak tahu faktanya seperti apa," kata dia. 

Tetapi, ia berjanji akan menindaklanjuti hasil pemeriksaan di lapangan. Kementan pun telah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat. Terlebih, Prihasto menilai situasi ini adalah tanggung jawab Pemerintah Daerah. Sehingga Pemerintah Pusat, melalui Kementan hanya bisa melakukan pengecekan. 

Adapun dalam video yang viral berdurasi 11 detik itu terlihat dua orang petani sedang menggotong dua peti kayu yang berisi penuh tomat dari mobil pickup. Kemudian petani tersebut membalikan peti kayu itu hingga seluruh tomat terbuang ke jurang. Sementara itu, terlihat dalam mobil pickup itu masih banyak peti kayu berisi tomat. 

Dalam caption video tertulis bahwa petani kesal lantaran harga jual tomat jatuh. Kemudian diketahui petani tersebut berasal dari Desa Pekon Hanakau, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat. Pudin, salah satu petani, menjelaskan penyebab kejadian buang-buang tomat itu.  

"Pasarannya lagi sepi, peminatnya kurang, sedangkan yang panen banyak, sekarang harga hanya Rp 800, nggak ketutupan sama modalnya," kata Pudin dikutip dari Antara pada Rabu, 25 Januari 2023.

Menurut Pudin, bulan lalu harga tomat masih berkisar Rp 4.000 per kilogram. Namun saat ini harganya anjlok di kisaran Rp 600 hingga Rp 800 per kilogram. Turunnya harga tomat lantaran petani sedang mengalami masa panen. Ia menuturkan dalam sekali panen petani bisa menghasilkan 400 hingga 500 kotak tergantung luas lahan tanam.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Riani Sanusi Putri

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus