Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kabar penarikan dana triliunan rupiah milik organisasi keagamaan Islam, Muhammadiyah dari PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI menjadi sorotan. Salah satu alasan pengalihan dana itu diduga karena gagalnya petinggi Muhammadiyah yang tak ditunjuk menjadi komisaris BSI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum kabar penarikan dana besar-besaran, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, diusulkan mengisi posisi sebagai komisaris BSI. Berdasarkan laporan Majalah Tempo berjudul "Di Balik Penarikan Dana Muhammadiyah dari Bank Syariah Indonesia", dalam RUPS BSI yang diadakan pada 17 Mei 2024, bukan Abdul Mu’ti yang diangkat, melainkan Felicitas Tallulembang sebagai komisaris independen. Belakangan, diketahui bahwa Felicitas adalah kader Gerindra.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Prosesnya tidak diberitahukan. Pengurus pusat tahu soal ini dari media massa,” kata salah satu pemimpin unit bisnis dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Gunawan Budiyanto kepada Majalah Tempo, pada Rabu, 12 Juni 2024. Lantas, siapa Felicitas Tallulembang?
Profil Felicitas Tallulembang
Felicitas lahir di Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan pada 6 November 1959. Lulusan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Hasanuddin (Unhas) itu pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui pergantian antarwaktu (PAW) sisa masa jabatan 2014-2019, sejak Selasa, 3 Oktober 2017.
Perempuan yang berprofesi sebagai dokter itu menggantikan rekan satu fraksinya di Gerindra yang tutup usia yakni, Andi Nawir Pasinringi. Dia diketahui juga pernah menjabat sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada periode yang sama, yakni 2014-2019.
Setelah masa jabatannya berakhir di DPR RI, Felicitas maju sebagai calon legislatif (caleg) daerah pemilihan (dapil) Sulawesi Selatan III. Namun, caleg yang memiliki motivasi “2019 Prabowo Presiden” itu gagal melaju ke Senayan.
Selain menjadi politikusd dan dokter, Felicitas sempat menduduki kursi Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sinjai pada 1999-2008. Dia juga dikenal sebagai pebisnis yang memiliki beberapa perusahaan perdagangan hasil bumi di bawah Grup Cetara sejak 2005, termasuk pertambangan nikel, yaitu PT Cetara Bangun Persada, PT Cetara Indah Persada, PT Cetara Karya Perkasa, PT Cetara Prima Persada, PT Cetara Karya Gemilang, dan PT Cetara Mulya Persada.
Pengangkatan Felicitas Tallulembang sebagai komisaris independen disebut menjadi rekor baru bagi BSI. Ketika itu, para pemegang saham menyetujui pengangkatan Felicitas sebagai Komisaris Independen, serta Abu Rokhmad dan Nazaruddin yang masing- masing sebagai Komisaris
“Kali pertama ini BSI sejak merger, baru punya komisaris perempuan,” ujar Direktur Utama BSI Hery Gunady seperti dikutip dari Antara. Jumat, 17 Mei 2024.
MELYNDA DWI PUSPITA | ANTARA