Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Profil Jonan Ketua Penyambutan Paus Fransiskus, Menyulap Wajah Kumuh Kereta Api dalam 5 Tahun

Ketua penyambutan Paus Fransiskus, Ignasius Jonan, sebelumnya berhasil menyulap wajah kereta api Indonesia dari kumuh menjadi moderen.

4 September 2024 | 08.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ignasius Jonan menjadi sosok penting dalam kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia, 3-6 September 2024. Mantan Dirut PT Kereta Api ini didapuk menjadi panitia penyambutan pemimpin Umat Katolik sedunia itu.

Sosok lulusan Akuntansi Universitas Airlangga Surabaya ini sebelumnya dikenal sebagai Dirut PT Kereta Api, yang berhasil mengubah total wajah perkeretaapian di Indonesia. Memimpin perusahaan warisan Belanda selama lima tahun dari 25 Februari 2009 – 27 Oktober 2014, ia menjadikan angkutan massal di atas rel ini tak kalah dari negara maju sekelas Jepang atau Jerman.

Mungkin Anda masih ingat ratusan penumpang KRL Jabodetabek yang duduk di atas atap kereta setiap pagi dan petang di hari kerja. Atau penumpang masuk gerbong lewat jendela saat puncak arus mudik lebaran.

ARSIP 2011: Penumpang berebut menaiki KRL ekonomi tujuan Bogor di Stasiun Tebet, Jakarta Selatan. TEMPO/Eko siswono Toyudho

Atau untuk warga Jakarta yang sering lewat Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, sebelum Jonan memimpin. Stasiun moderen yang dibangun dengan bantuan Jepang itu, penuh dengan pedagang menggelar keranjang buah.

Stasiun dari yang di Gambir sampai di pelosok Gampingrejo, Kediri, Jawa Timur, sekarang bersih, rapi. Hanya penumpang bertiket dan petugas yang bisa masuk. Padahal pada tahun-tahun sebelum 2009, pemandangan pedagang asongan menawarkan makanan atau pengamen berseliweran di dalam gerbong sepanjang perjalanan dari Surabaya ke Jakarta.

Di tangan Jonan, hal-hal buruk tentang kereta api dengan cepat hilang. Di Majalah Tempo edisi 4 Juni 2012, Jonan mengatakan yang dia lakukan sebenarnya hanya menghidupkan kembali prinsip dasar bisnis: pelayanan bagus, pelanggan senang, mereka datang lagi dan kereta api untung.

KAI bukan rahasia lagi, memanggul banyak beban sejak dulu. Dari terbatasnya subsidi hingga ekspektasi masyarakat akan pelayanan prima dengan harga murah. Juga warisan problem masa lau: korupsi, pengadaan barang tanpa transparansi dan lain-lai, katanyan.

"Jabatan ini saya terima dalam paket utuh. Jadi saya akan meneruskan yang baik dan membereskan yang buruk," katanya.

Arek suroboyo ini mengubah orientasi organisasi dari product oriented ke costumer focused. “Kami berusaha membuat pelanggan lebih bahagia. Tapi ia juga dikritik, “kenapa KAI jadi komersial?"

Ketika masuk sebagai dirut, ia membawa kepentingan pelanggan karena biasa naik kereta api dari umur 7 tahun. “Saya masuk sebagai pelanggan. Orang bilang ini hanya teori. Tapi angka yang bicara," katanya dan menunjuk total pendapatan PT KAI selama 3 tahun sejak 2000-2002 Rp5,73 triliun. Pada 2011, angka Rp5,3 triliun dicapai dalam setahun.

Selepas dari Dirut PT Kereta Api pada 2014, ia dipilih Presiden Jokowi sebagai Menteri Perhubungan (2014-2016), lalu Menteri ESDM (2016-2019).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah itu, ia menduduki jabatan di perusahaan swasta antara lain sebagai komisaris di Sido Muntjul dan Unilever.

MAJALAH TEMPO

Pilihan Editor
Absen di Pemerintahan Jokowi dan Dihidupkan Lagi Prabowo, Ini Sejarah Kementerian Perumahan Rakyat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus