Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldi Ilham Masita memprotes langkah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang berencana menaikkan tarif sandar kapal di pelabuhan swasta. Zaldi menganggap Budi Karya gagal menjabat sebagai pembantu presiden.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kami minta Presiden Joko Widodo segera mencopot Budi Karya sebagai Menteri Perhubungan karena tindakannya sangat kontraproduktif dengan masa pandemi ini,” tutur Zaldi kepada Tempo, Selasa, 17 November 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menhub Budi Karya sebelumnya berencana menaikkan tarif biaya sandar kapal sebagai sumber pendapatan negara bukan pajak atau PNBP di sektor angkutan laut. Tarif sandar akan ditingkatkan di pelabuhan swasta seperti Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera. Menurut Budi Karya, sektor laut menjadi salah satu andalan di tengah melemahnya pendapatan PNBP dari operasional angkutan lainnya, terutama kereta api dan udara.
Zaldi menilai kebijakan Budi Karya tidak masuk akal. Sebab, tak hanya sektor kereta api dan udara, kinerja angkutan perkapalan pun mengalami dampak krisis serupa. Sebab, volume angkutan logistik turut menyusut karena frekuensi angkutan transportasi penumpang yang digunakan sekaligus sebagai jalur pengiriman barang berkurang.
“Keputusan Menhub untuk menaikkan PNPB di sektor laut karena berkurangnya pendapatan di sektor udara dan kereta api sangat tidak bisa diterima oleh akal sehat,” katanya.
Meski terjadi pelonggaran pembatasan, Zaldi menyebut aktivitas ekonomi baru sedikit bergeliat dalam tiga bulan terakhir. Saat ini, menurut dia, pengusaha sedang bangkit pelan-pelan untuk memulihkan bisnisnya.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, mengatakan pada prinsipnya Kementeriannya mendukung penurunan biaya logistik nasional, mengurangi dwelling time, dan mendorong proses yang efektif dan efisien.
Namun, kata dia, di sisi lain Kementerian Perhubungan melihat ada potensi di sektor kelautan. “Masih banyak potensi PNBP sektor kelautan yang belum dioptimalkan,” ucapnya menanggapi pernyataan asosiasi.