Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan Nusa Tenggara Timur atau NTT Ishak Nuka mengatakan bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB Jawa Bali berdampak pada pergerakan perekonomian di NTT.
"Ekonomi kita sudah pasti terganggu akibat PSBB di Pulau Jawa dan Bali ini, karena memang pergerakan perekonomian kita masih tergantung pada Bali, khususnya Pulau Jawa," katanya di Kupang, Kamis, 7 Januari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca Juga: Soal PSBB Jawa Bali, Doni Monardo: Tak Boleh Terpapar Covid-19 dan PHK
Hal ini disampaikan berkaitan dengan PSBB di Pulau Jawa dan Bali serta dampaknya ke NTT. NTT, kata dia, adalah provinsi yang masih berharap pada pergerakan orang dan barang dari Pulau Jawa.
Ishak mengatakan bahwa tidak hanya orang yang dibatasi untuk bergerak, tetapi juga pergerakan barang dan jasa juga sudah pasti akan terganggu. Hal ini karena memang penyaluran barang-barang kebutuhan pokok ke NTT pasti akan terlambat jika pergerakan orang dibatasi.
"Kalau sudah terlambat, penyaluran kebutuhan pokok di wilayah NTT juga sudah pasti terhambat, walaupun jalur transportasi dan pergerakan masyarakat di NTT ini tidak dibatasi," tambah dia.
Ishak juga menambahkan NTT tidak perlu menerapkan PSBB karena NTT adalah provinsi kepulauan dan mempunyai keterkaitan atau sangat membutuhkan transportasi baik laut, udara, dan juga darat.
Ia juga mengatakan sampai sejauh ini pihaknya juga tidak membatasi pergerakan atau masuknya moda transportasi di NTT, karena masih melihat dari urgensinya moda transportasi mana yang diijinkan dan mana yang masih bisa dilakukan secara daring.
Ishak berharap agar adanya PSBB di dua pulau besar itu tidak membuat sejumlah operator transportasi di NTT gelisah."Tetaplah tenang dan tetaplah bekerja seperti biasa sampai dengan adanya informasi lanjutan dari pemerintah provinsi," tambah dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini