Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Jabatan (KP2MI) Abdul Kadir Karding mengatakan terdapat 1,3 juta permintaan tenaga kerja di luar negeri. Permintaan tersebut berasal dari berbagai macam negara mulai dari Asia hingga Eropa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menjelaskan, pemintaan terbanyak berasal dari Saudi Arabia yang mencapai 200 ribu hingga 300 ribu pekerja. Kemudian, disusul Jepang yang meminta sekitar 100-200 ribu tenaga kerja. "Belum lagi Hong Kong, Taiwan, belum lagi Eropa. Eropa juga sudah mulai banyak yang meminta kepada kami," kata Karding saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Rabu, 19 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari total pemintaan yang ada, dia berujar, Indonesia baru bisa memenuhi 297 ribu saja. Alasannya, masih banyak sumber daya manusia yang belum memenuhi kriteria seperti skill, kemampuan berbahasa, dan ketahanan mental. "Mau tidak mau kami harus menyiapkan pelatihan yang masif," katanya.
Lebih lanjut, di tahun ini, KP2MI menargetkan bisa memberangkatkan hingga 425 ribu pekerja migran. Karding mengatakan seiring dengan meningkatnya jumlah migran Indonesia, dia juga menargetkan bisa meningkatkan kualitas pekerjaan. Selama ini, 80 persen pekerjaan yang didapatkan oleh tenaga kerja Indonesia (TKI) berasal dari domestic worker atau pekerjaan rumah tangga.
"Dengan pelatihan yang masif pemerintah menargetkan bisa menurunkan komposisi tersebut menjadi 60 atau 70 persen," tuturnya.
Selain mengurangi jumlah pengangguran, Karding mengungkap tujuan pemerintah meningkatkan jumlah pekerja migran adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Karding, semakin banyak warga Indoesia yang belerja di laut negeri semakin banyak pula perputaran uang di sektor pekerja migran. Tahun lalu saja, kata dia, pemasukan negara dari tenaga kerja Indonesia (TKI) mencapai sekitar Rp 251 triliun. "Nomor 2 terbesar setelah minyak dan gas (migas)," katanya.
Dalam rangka mencapai target tersebut, KP2MI bekerja sama dengan BUMN dan Garuda Indonesia untuk menggencarkan promosi. Nantinya, semua sektor tranfortasi milik BUMN dari mulai penerbangan, kereta, hingga pelabuhan akan memasang iklan terkait tawaran kerja migran Indonesia. Sedangkan Garuda Indonesia akan menjadi perusahaan penerbangan utama yang digunakan pemerintah setiap kali memberangkatkan pekerja.
"Oleh karena itu kami mau mengunakan seluruh pejabat kami dan Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk pakai Garuda Indonesia saja," kata Karding.