Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Saingan Dari Seberang Lautan

Meningkatnya promosi koran/majalah asing di Jakarta dikhawatirkan akan menghambat perkembangan pers Indonesia berbahasa inggris.

29 November 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KORAN Straits Times dari Singapura sedang giat dipromosikan. Agennya di Jakarta antara lain memasang spanduk di berbagai jalan strategis ibukota ini. Tersebar pula pesan pemasarannya lewat pos dan iklan dalam media lokal. Sedikitnya 3 perusahaan -NV Indoprom Coy, Sitta Agency dan PT Wira Sakti--saling berlomba mencari pelanggan baru bagi koran Singapura itu. Oplahnya kini di Jakarta saja melebihi 4.000. Peredarannya juga tidak sedikit di Medan. Yamo Soebadyo dari pimpinan Sitta Agency mengatakan bahwa mereka yakin peredaran Straits Times masih bisa meningkat lagi di Indonesia dengan jumlah penduduknya yang menguasai bahasa Inggris makin banyak. "Taruhlah mereka sebanyak 3 juta," kata Soebadyo. "Kalau satu persen saja dari jumlah itu mau berlang ganan, sudah berapa banyak itu?" Para agen itu umumnya tidak hanya mengedarkan satu jenis koran. Indoprom, misalnya, juga mengageni koran Asian WaU Street Journal, majalah News week, Far Eastern Economic Review dan Readers Digest. Banyak cara agen membujuk calon pelanggan. Lewat PT Gunung Agung, misalnya, majalah Time menawarkan potongan harga sampai 37% kepada orang yang akan berlangganan 40 sampai 80 nomor. Hal itu berarti pelanggan hanya akan membayar Rp 500 untuk setiap edisi majalah itu-sementara harga ecerannya di kios Rp 800. Ada pula agen yang menawarkan suatu paket. yaitu siapa yang berlangganan Strait Times, misalnya akan mendapat tambahan satu atau dua majalah gratis. sedang sitta lebih senang memberikan bonus majalah female (malaysia), Herworld (singapura) dan Singapure Bussiness kepada pelanggan Strait Times . Dengan cara itu, berhasil memasarkannya di pusat perdagangan Pintu kecil, Glodok, dan Pasar Baru, Jakarta. Memang dibanding koran Indonesia bebahasa Inggris, Koran asing memiliki beberapa kelebihan sebagai daya tarik. Koran Singapura itu, misalnya menarik buat kaum pedagang karena setiap hari ia memuat jadwal pelayaran kapal Singapura-Indonesia, perkembangan berbagai komoditi dan harga emas di London. Berita dan iklannya disajikan dalam 46 halaman. sementara koran Indonesia, sejak Dewan Pers menelurkan pembatasan (1 maret), diperkenankan beredar dengan 12 halaman saja paling banyak. Indonesia Times (oplah 35.000) koran Jakarta berbahasa Inggris,mulai khawatir melihat perkembangan pemasaran pers asing di Indonesia. Makin banyak saingannya. lewat satelit, koran International Herald Tribune, Paris, kini juga di cetak di Hongkong hingga lebih cepat tibanya di Jakarta. Meningkatnya peredaran koran asing di Indonesia, menurut Drs. Sutanto, Kepala Bagian Peredaran Indonesia Times, tentu akan menghambat perkembangan pers Indonesia berbahasa Inggris. "Bila ekspansi mereka dibiarkan makin luas, tentu saja pers Indonesia akan kerdil karenanya,"katanya. Haruskah pemasaran pers asing dibatasi? Harmoko, ketua PWI Pusatdan Bendahara Dewan Pers, menjawab: "Selama pemerintah pemerintah Indonesia masih bisa mengendalikan mereka, pers Indonesia tidak perlu khawatir. Tapi kami juga tak setuju bila Indonesia dijadikan ajang pertumbuhan pers asing."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus