KORAN Straits Times dari Singapura sedang giat dipromosikan.
Agennya di Jakarta antara lain memasang spanduk di berbagai
jalan strategis ibukota ini. Tersebar pula pesan pemasarannya
lewat pos dan iklan dalam media lokal. Sedikitnya 3 perusahaan
-NV Indoprom Coy, Sitta Agency dan PT Wira Sakti--saling
berlomba mencari pelanggan baru bagi koran Singapura itu.
Oplahnya kini di Jakarta saja melebihi 4.000. Peredarannya
juga tidak sedikit di Medan. Yamo Soebadyo dari pimpinan Sitta
Agency mengatakan bahwa mereka yakin peredaran Straits Times
masih bisa meningkat lagi di Indonesia dengan jumlah penduduknya
yang menguasai bahasa Inggris makin banyak. "Taruhlah mereka
sebanyak 3 juta," kata Soebadyo. "Kalau satu persen saja dari
jumlah itu mau berlang ganan, sudah berapa banyak itu?"
Para agen itu umumnya tidak hanya mengedarkan satu jenis koran.
Indoprom, misalnya, juga mengageni koran Asian WaU Street
Journal, majalah News week, Far Eastern Economic Review dan
Readers Digest.
Banyak cara agen membujuk calon pelanggan. Lewat PT Gunung
Agung, misalnya, majalah Time menawarkan potongan harga sampai
37% kepada orang yang akan berlangganan 40 sampai 80 nomor.
Hal itu berarti pelanggan hanya akan membayar Rp 500 untuk
setiap edisi majalah itu-sementara harga ecerannya di kios
Rp 800.
Ada pula agen yang menawarkan suatu paket. yaitu siapa yang
berlangganan Strait Times, misalnya akan mendapat tambahan
satu atau dua majalah gratis. sedang sitta lebih senang
memberikan bonus majalah female (malaysia), Herworld
(singapura) dan Singapure Bussiness kepada pelanggan
Strait Times . Dengan cara itu, berhasil memasarkannya di pusat
perdagangan Pintu kecil, Glodok, dan Pasar Baru, Jakarta.
Memang dibanding koran Indonesia bebahasa Inggris, Koran
asing memiliki beberapa kelebihan sebagai daya tarik. Koran
Singapura itu, misalnya menarik buat kaum pedagang karena setiap
hari ia memuat jadwal pelayaran kapal Singapura-Indonesia,
perkembangan berbagai komoditi dan harga emas di London. Berita
dan iklannya disajikan dalam 46 halaman. sementara koran
Indonesia, sejak Dewan Pers menelurkan pembatasan (1 maret),
diperkenankan beredar dengan 12 halaman saja paling banyak.
Indonesia Times (oplah 35.000) koran Jakarta berbahasa
Inggris,mulai khawatir melihat perkembangan pemasaran pers asing
di Indonesia. Makin banyak saingannya. lewat satelit, koran
International Herald Tribune, Paris, kini juga di cetak di
Hongkong hingga lebih cepat tibanya di Jakarta.
Meningkatnya peredaran koran asing di Indonesia, menurut Drs.
Sutanto, Kepala Bagian Peredaran Indonesia Times, tentu akan
menghambat perkembangan pers Indonesia berbahasa Inggris. "Bila
ekspansi mereka dibiarkan makin luas, tentu saja pers Indonesia
akan kerdil karenanya,"katanya.
Haruskah pemasaran pers asing dibatasi? Harmoko, ketua PWI
Pusatdan Bendahara Dewan Pers, menjawab: "Selama pemerintah
pemerintah Indonesia masih bisa mengendalikan mereka, pers
Indonesia tidak perlu khawatir. Tapi kami juga tak setuju bila
Indonesia dijadikan ajang pertumbuhan pers asing."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini