Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Saran Dahlan Iskan ke Direksi Garuda: Jangan Mimpikan Keindahan Uang Pemerintah

Dahlan Iskan menyarankan agar para direksi Garuda Indonesia tak berharap banyak soal kucuran dana dari pemerintah.

8 Juni 2021 | 05.40 WIB

TEMPO/Dinul Mubarok
Perbesar
TEMPO/Dinul Mubarok

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan dalam tulisannya di laman disway.id,, Senin, 7 Juni 2021, mempertanyakan kepastian kebijakan soal nasib PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang dijerat utang. Dia pun menyarankan agar para direksi tak berharap banyak soal kucuran dana dari pemerintah.

"Direksi GA juga sebaiknya juga jangan memimpikan keindahan uang pemerintah. Biarpun masih mayoritas, tetap saja pemerintah hanya mayoritas tipis di Garuda," kata Dahlan Iskan.

Di sisi lain Dahlan pun prihatin dengan nasib emiten berkode saham GIAA yang belum jelas hingga kini. Dia pun membandingkan maskapai yang identik dengan warna biru tersebut dengan kondisi rekan Asia Tenggara lainnya yakni Thai Airways.

Dia berpendapat bahwa dua perusahaan ini sama-sama memiliki persoalan keuangan. "Ini bukan Garuda Indonesia, tapi ya sama saja: megap-megap. Itulah Thai Airways TG. Milik Thailand. Bedanya, Thai Airways sudah membuat keputusan membawa masalahnya ke PKPU-nya Thailand," kata dia.

Dahlan mengatakan sidang PKPU untuk Thai Airways sudah berlangsung dan siap diputuskan. Tapi, ujar dia, para kreditor masih menyusulkan pendapat dan pengadilan setuju untuk mendengar pendapat susulan itu. Sehingga putusan PKPU dari perusahaan Maskapai asal Negeri Gajah itu pun dimundurkan ke 15 Juni 2021.

"Garuda masih melayang-layang dengan benang putusnya. Thai Airways tinggal tunggu sepuluh hari lagi," kata Dahlan.

Perbedaan lainnya, kata Dahlan, pemerintah Thailand sudah memutuskan tidak akan menginjeksi lagi Thai Airways. Bahkan pemerintah setempat sudah tidak lagi menjadi pemegang saham mayoritas sejak tiga tahun lalu. Sehingga pemerintah Thailand melakukan divestasi saham dari 51 persen menjadi 47,8 persen.

Menurut Dahlan, dengan divestasi itu Thailand mengeluarkan Thai Airways dari daftar BUMN-nya. Divestasi itu dilakukan dengan cepat. Saat itu status TG sudah seperti Garuda sudah melantai di pasar modal. Tidak rumit mendivestasi saham di pasar modal, kata Dahlan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus