Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Sebab Usaha Skala Kecil Mudah Gulung Tikar

Banyak usaha kecil gulung tikar dalam waktu singkat. Ternyata ini masalah yang biasa mereka hadapi.

3 September 2021 | 15.30 WIB

Pedagang menunggu pembeli di Sentra Pembuatan Oven dan Kubah Masjid di Cawang, Jakarta, Jumat 23 Juli 2021. Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai, daya tahan pelaku usaha mikro dan kecil akan berbeda dengan daya tahan pelaku usaha menengah yang mungkin masih bisa bertahan hingga tanggal 25 Juli 2021. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Pedagang menunggu pembeli di Sentra Pembuatan Oven dan Kubah Masjid di Cawang, Jakarta, Jumat 23 Juli 2021. Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai, daya tahan pelaku usaha mikro dan kecil akan berbeda dengan daya tahan pelaku usaha menengah yang mungkin masih bisa bertahan hingga tanggal 25 Juli 2021. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Memulai usaha butuh kerja keras dan berisiko. Pemilik bisnis harus memiliki kemampuan untuk mengurangi risiko, terutama saat memberikan produk atau layanan ke konsumen atau pasar, pada titik harga yang memenuhi tingkat permintaan konsumen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut Small Business Administration (SBA), 20 persen usaha kecil gagal di tahun pertama, 50 persen bangkrut setelah lima tahun, dan hanya 33 persen yang mencapai 10 tahun atau lebih. Untuk melindungi bisnis dari kegagalan, pemilik perlu memahami apa yang dapat menyebabkan kegagalan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, pemilik bisnis juga harus mengetahui bagaimana mengelola hambatan yang mungkin saja tidak bisa dihindari sama sekali. Buat yang baru memulai atau sedang menjalankan bisnis, berikut empat alasan umum mengapa bisnis kecil gagal, yang dilansir dari Investopedia.

Permasalahan pembayaran
Alasan utama mengapa usaha kecil gagal adalah kurangnya dana atau modal kerja. Ini termasuk biaya operasional, mendanai penggajian, dan biaya lain yang tidak selaras dengan pendapatan yang dihasilkan. Sedangkan, alasan kedua karena pemilik bisnis yang meleset dari penetapan harga produk dan layanan.

Mungkin untuk mengalahkan persaingan, pemilik bisnis menetapkan harga yang lebih rendah dari penawaran serupa namun berakibat terlalu rendah untuk jangka waktu yang lama sehingga tidak menutup uang yang keluar. Untuk perusahaan kecil, terutama dalam fase startup, hanya mendapatkan sumber dana dari pemodal ventura, investor, dan pinjaman bank konvensional. Tanpa masuknya dana dari proyek-proyek besar, maka perusahaan kecil terpaksa harus menutup bisnisnya.

Untuk melewati permasalahan ini, para usaha kecil perlu menetapkan anggaran yang realistis dalam operasi perusahaan dan bersedia menyediakan modal dari diri sendiri. Lalu, ketika sudah mendapatkan pendanaan, pemilik bisnis seharusnya sudah memiliki berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan untuk modal.

Manajemen yang tidak memadai
Alasan ini karena kurangnya ketajaman bisnis, terutama di pihak tim manajemen atau pemilik. Meskipun memiliki keterampilan yang diperlukan, seringkali pemilik tidak memiliki atribut manajer yang kuat dan waktu untuk mengawasi karyawan lain dengan baik.

Pemilik bisnis yang cerdas dapat mengalihdayakan aktivitas yang tidak dilakukan dengan baik atau hanya memiliki waktu yang sedikit menjadi berhasil. Tim manajemen yang kuat adalah salah satu tambahan pertama yang dibutuhkan bisnis kecil untuk melanjutkan operasi dengan baik di masa depan.

Perencanaan bisnis yang tidak efektif
Usaha kecil sering mengabaikan pentingnya perencanaan bisnis yang efektif. Minimal rencana tersebut mencakup deskripsi bisnis yang jelas, kebutuhan karyawan, dan manajemen saat ini dan di masa depan, peluang dan ancaman pasar yang lebih luas, kebutuhan modal, inisiatif pemasaran dan analisis pesaing.

Pengusaha harus memiliki pemahaman yang kuat mengenai industri dan persaingan sebelum memulai usaha. Model bisnis dan infrastruktur spesifik perusahaan harus ditetapkan jauh sebelum produk atau layanan ditawarkan kepada pelanggan dan aliran pendapatan yang potensial dan realistis harus diproyeksikan jauh sebelumnya.

Kesalahan pemasaran
Pemilik bisnis sering gagal mempersiapkan kebutuhan, baik dalam modal, jangkauan prospek, dan proyeksi rasio konversi yang akurat. Memiliki proyeksi realistis dalam hal jangkauan target audiens dan rasio konversi penjualan sangat penting untuk keberhasilan kampanye pemasaran. Perlu diingat pemasaran merupakan aspek penting dari setiap bisnis tahap awal. Penting bagi perusahaan untuk memastikan mereka telah menetapkan anggaran yang realistis untuk kebutuhan saat ini dan masa depan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus