Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Sejumlah Negara Lakukan Dedolarisasi, Simak Pantauan LPS pada Simpanan Dolar AS di Tanah Air

Sejumlah negara telah melakukan dedolarisasi untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS atau Amerika Serikat. Bagaimana di RI?

27 Mei 2023 | 08.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa memberikan keterangan pers terkait hasil rapat berkala KSSK tahun 2022 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 1 Agustus 2022. Namun KSSK juga mewaspadai sejumlah risiko dari perekonomian global yang dapat berdampak pada sistem keuangan dan ekonomi di dalam negeri. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah negara telah melakukan dedolarisasi untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS. Bagaimana pantauan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terhadap simpanan dolar AS di perbankan?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa  mengatakan pertumbuhan simpanan dolar saat ini masih cukup baik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Nggak ada gerakan atau pergerakan data yang menunjukkan kita atau ramai-ramai orang-orang meninggalkan dolar," kata Purbaya dalam konferensi pers virtual pada Jumat, 26 Mei 2023.

Dia menilai, jika ekonomi tengah naik turun naik turun, seringkali ada isu dolar yang digantikan dengan mata uang lain. "Kalau kita ingat dulu waktu zaman Jepang ekonominya menguat tahun 70-an, orang bilang 'bentar lagi kan (yen) menggantikan dolar'. Ternyata nggak kejadian," papar Purbaya.

Purbaya mencontohkan lagi, ketika euro bangkit, mata itu disebut akan menggantikan dolar. Tapi hal tersebut tidak terjadi. Begitu pula ketika pertumbuhan ekonomi Cina menguat, yuan diisukan mengganti dolar. Namun, hal itu juga tidak terjadi. 

"Jadi kalau pengamatan saya sebagai ekonom selama ini, mata uang yang paling kuat selama ini yang sudah teruji selama hampir 100 tahun lebih ya dolar itu," ujar Purbaya. 

Selanjutnya: Dia tak menampik dalam jangka pendek pasti ...

Dia tak menampik dalam jangka pendek pasti ada gejolak terhadap dolar dan seolah-olah ada gerakan beralih ke mata uang lain.

"Tapi kalau saya lihat, intensif untuk menaruh uang, mereka akan naruh ke tempat yang paling stabil. Sampai sekarang belum ada yang lebih stabil menggantikan dolar. Ini bukan saya promosiin dolar ya," beber Purbaya.

Seperti yang diketahui, dalam beberapa tahun terakhir sejumlah negara telah menyadari ketergantungan berlebihan terhadap dolar AS. Negara-negara tersebut berkomitmen mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam transaksi perdagangan dan keuangan internasional atau dikenal dengan istilah dedolarisasi.

Sebelumnya, sejumlah negara tengah berupaya melakukan dedolarisasi. Beberapa negara itu adalah Turki, India, Cina, Rusia, Iran hingga Indonesia.

AMELIA RAHIMA SARI 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Amelia Rahima Sari

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus