Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Sekilas tentang Anita Roddick dan The Body Shop yang Dikabarkan Bangkut

Didirikan Dame Anita Roodick pada 1976, The Body Shop dimulai dengan keyakinan sesuatu revolusioner, bisnis menjadi kekuatan untuk kebaikan.

12 Maret 2024 | 14.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana pengunjung belanja di stan The Body Shop dalam Jakarta X Beauty 2023 part 2 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Kamis, 14 Desember 2023. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - The Body Shop menutup operasinya di Amerika Serikat setelah mengajukan kebangkrutan. Jaringan yang berbasis di Inggris ini mengajukan likuidasi Bab 7 di New York minggu lalu, menurut pengajuan pengadilan pada Selasa, 12 Maret 2024.

Pengajuan bangkrut tersebut berimplikasi pada penjualan aset tertentu oleh perusahaan di AS agar bisa membayar utangnya ke para kreditor. Awal bulan ini, The Body Shop tersebut mengonfirmasi telah mengajukan restrukturisasi di negara asalnya, Inggris, serta di Kanada.

Lantas, seperti apa profil The Body Shop? Simak rangkuman informasinya berikut ini.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo dari laman resmi thebodyshop.co.id pada Selasa, 12 Maret 2024, The Body Shop didirikan Dame Anita Roodick di Inggris pada 1976. The Body Shop dimulai dengan keyakinan Anita Roddick pada sesuatu yang revolusioner, bahwa bisnis dapat menjadi kekuatan untuk kebaikan.

“Bisnis membentuk dunia. Ia mampu mengubah masyarakat dengan cara apa pun yang dapat Anda bayangkan,” demikian kata Anita Roddick, yang dimuat di laman tersebut.

Konon, ketika dibuka pada 1976, The Body Shop adalah toko kecil bercat hijau di jalanan Brighton, Inggris. Pendekatan The Body Shop terhadap  kecantikan diklaim berbeda dengan para pemain besar di industry kecantikan. Dalam laman tersebut juga disampaikan bahwa produk The Body Shop dibuat untuk setiap tubuh, yang membuat Wanita merasa nyaman dengan kulitnya,  serta tidak pernah menjanjikan untuk membuat mereka terlihat seperti orang lain.

Dengan semangat Anita terhadap bumi dan kampanyenya, The Body Shop selalu lebih dari sekadar merek kecantikan. The Body Shop memiliki tujuan, yakni keuntungan dan prinsip-prinsip yang bekerja secara harmonis. Produknya pun diklaim tidak pernah diuji pada hewan serta tidak mengeksploitasi siapa pun dalam pembuatannya. 

“Kami bekerja secara adil dengan petani dan pemasok, dan membantu masyarakat berkembang melalui program Community Fair Trade kami,” kata The Body Shop melalui laman resminya.

Jiwa aktivis dalam diri Anita Roddick juga disebut turut membuat The Body Shop memiliki tujuan dan dorongan unik untuk melakukan perubahan sosial. Sebagai seorang feminis dan aktivis hak asasi manusia, Anita Roddick membangun The Body Shop dengan memberdayakan perempuan dan anak perempuan dalam setiap produk dan setiap keputusan bisnis, memperjuangkan kesetaraan dan menciptakan peluang bagi perempuan melalui program Community Fair Trade. 

“Prinsip-prinsip yang diberi label 'feminin’—inklusivitas, kolaborasi, dan kasih saying—adalah fondasi merek kami,” kata The Body Shop.

Berakar pada aktivisme, sejarah kampanye The Body Shop dimulai pada 1986. Anita bekerja sama dengan Greenpeace dalam kampanye “Selamatkan Paus” untuk melawan praktik kejam penangkapan ikan paus, mempromosikan minyak jojoba sebagai pengganti minyak ikan paus sperma, yang dulunya digunakan secara luas dalam kosmetik pada saat itu. 

Pilihan Editor: The Body Shop Bangkrut, Tutup Operasinya di AS 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus