Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Klaten - Sikap terbuka Pemerintah Kabupaten Klaten terhadap keberadaan ojek berbasis aplikasi online (ojek online) membuat para pegiatnya semakin bergairah untuk terus melebarkan sayap. Setelah angkutan online Grab Bike dan Go-Jek menancapkan bendera masing-masing di Klaten sejak Juli - Agustus lalu, kini giliran Teknojek mulai merambah kabupaten yang diapit dua kota besar, Surakarta dan Yogyakarta, ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teknojek berkantor pusat di Cengkareng, Jakarta Barat. Berbeda dengan dua perusahaan angkutan online sebelumnya yang langsung menyasar jantung kota Klaten, Teknojek justru mulai merintis jaringannya dari wilayah pinggiran, yaitu Kecamatan Delanggu dan Juwiring. Dua kecamatan tersebut berdekatan dengan wilayah perbatasan Kabupaten Sukoharjo dan Boyolali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baru sepekan Teknojek hadir di Klaten, tepatnya di Delanggu dan Juwiring. "Kami sengaja tidak langsung berpromosi ke wilayah kota Klaten karena saat ini masih dalam tahap penjajakan,” kata Staf Trainer Teknojek, Pitut Saputra, saat ditemui Tempo di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, pada Kamis, 19 Oktober 2017.
Pitut Saputra, 40 tahun, adalah warga Desa Delanggu yang sudah bertahun-tahun merantau ke Bali. Di Pulau Dewata, sejak tiga tahun terakhir, lelaki nyentrik berperawakan kecil dan berambut gondrong itu malang melintang di dunia ojek online. Selain di Denpasar Bali, Pitut akhir-akhir ini juga aktif merintis angkutan online Teknojek di Lombok Tengah, Barat, dan Timur.
Karena ada suatu urusan keluarga, pekan lalu Pitut memutuskan pulang ke Delanggu. Sembari menunggu urusannya di Delanggu selesai, Pitut mencoba menghubungi teman-teman lamanya di Delanggu dan Juwiring untuk mempromosikan Teknojek. “Ternyata mereka sangat antusias setelah tahu sistem di Teknojek lebih luwes,” kata Pitut.
Pitut berujar, pengemudi dan pelanggan (customer) Teknojek, baik penumpang atau pemilik warung, akan sama-sama mendapatkan keuntungan dari beberapa jenis bonus berkat usaha mereka memperluas jaringan. Caranya mudah, cukup dengan menyebarkan kode promosi (refral) mereka kepada keluarga atau teman yang akan bergabung dalam jaringan Teknojek.
“Dalam sepekan ini sudah ada tujuh driver di Delanggu dan Juwiring. Sedangkan pelanggan dari kalangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sudah ada 11 orang yang bergabung, mereka bergerak di bidang kuliner,” ujar Pitut.
Salah satu pengemudi angkutan online Teknojek di Delanggu, Gatot, 55 tahun, mengaku tertarik bergabung karena Teknojek mengusung sistem yang berbeda. “Di Teknojek, driver dan customer seperti terikat dalam jaringan persaudaraan karena prinsipnya saling menguntungkan. Kalau di ojek online yang lain customer tidak bisa berlangganan dengan satu driver, di Teknojek justru dianjurkan,” kata Gatot.
Meski tidak melarang kehadiran angkutan online itu, Pemkab Klaten menerapkan batasan operasional mereka demi menghindari benturan dengan ojek konvensional. “Masyarakat Klaten jadi lebih dimudahkan dengan ojek online. Yang penting jangan terjadi benturan. Makanya harus ada jarak antar pangkalan maupun wilayah operasi mereka,” kata Kepala Dinas Perhubungan Klaten, Purwanto Anggono Cipto.