Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Signify Dorong Konversi Lampu Konvensional ke Lampu LED untuk Kurangi Emisi Karbon

Signify, perusahaan produsen lampu merek Philips, mendorong konversi lampu konvensional ke lampu LED untuk kurangi emisi karbon.

21 September 2023 | 20.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Signify, perusahaan produsen lampu merek Philips, menjalankan inisiatif global penggunaan lampu hemat energi yang diharapkan bisa mengurangi penggunaan listrik, termasuk di dalamnya pengurangan emisi karbon. “Kami menyebutnya Green Switch. Ini inisiatif yang memfasilitasi langkah praktis yang bisa dilakukan masyarakat, pelaku bisnis, juga pemerintah untuk mengefisienkan energi dengan menggunakan pencahayaan LED (light emitting diode),” ujar Chief Executive Officer Signify Indonesia Dedy Bagus Pramono pada Rabu, 20 September 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dampak perubahan iklim menjadi perhatian berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Sejumlah kesepakatan global ditetapkan untuk mengurangi emisi karbon, mulai dari Paris Agreement 2015 hingga implikasi COP27 Climate Change Conference 2022. Upaya efisiensi energi menjadi salah satu prioritas sejumlah negara untuk mencapai komitmen net zero emission, termasuk Indonesia yang mencanangkan bebas emisi karbon pada 2060.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Dedy, penggunaan pencahayaan LED terkoneksi dapat membantu menghemat konsumsi energi dari kebutuhan pencahayaan hingga 80 persen dibanding penggunaan lampu konvensional. 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Signify, dengan mengalihkan semua titik lampu ke LED, Indonesia diprediksi bisa menghemat hingga Rp 37,1 triliun biaya energi tahunan. “Penghematan listrik tersebut setara dengan 53 juta unit pengisian daya skuter listrik, mengurangi emisi karbon hingga 20,5 juta ton per tahun,” ujar Dedy.

Dedy mengatakan saat ini Signify aktif memberikan dukungan terhadap pemerintah dan swasta dalam pembangunan infrastruktur digital, renovasi berkelanjutan, hingga implementasi kota pintar. Dukungan tersebut dalam bentuk pemanfaatan pencahayaan LED dan LED terkoneksi dari Philips dan Interact yang menghemat penggunaan listrik. 

“Itu telah digunakan di berbagai proyek pembangunan, termasuk penerangan jalan umum, fasilitas umum, serta green building,” ujarnya.

Director and Commercial Leader Professional Signify Lucas Ardhana menambahkan bahwa perusahaannya terus mendorong perluasan konversi penggunaan lampu konvensional ke lampu LED. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui kerja sama dengan institusi pembiayaan supaya pelaku industri bisa mendapatkan pembiayaan dengan skema ESCO untuk beralih ke lampu LED. Proyek green building Graha CIMB Niaga adalah salah satu contohnya.

“Melalui skema ini perusahaan bisa mendapatkan dana untuk beralih ke lampu LED. Nanti mereka mengembalikan dana tersebut secara bertahap setiap bulannya. Dana itu diperoleh dari penghematan pengeluaran listrik perusahaan karena penggunaan lampu LED tadi,” ujar Lucas.

Saat ini Signify ikut serta membangun kota pintar melalui pencahayaan terkoneksi yang hemat energi. Salah satunya adalah melalui Interact City yang diintegrasikan ke dalam sistem Jakarta Smart City. Signify juga terlibat dalam penyediaan lampu hemat energi di Tebet Ecopark dan Marina Waterfront Labuan Bajo. Signify juga melakukan pemasangan lampu tenaga surya di Jalan Aek Natolu yang menjadi salah satu akses utama menuju Pelabuhan Ajibata, Sumatera Utara. 

Head of Public and Government Affairs Signify Lea Indra mengatakan, dalam menjalankan program Green Switch untuk mendukung capaian net zero emission Signify melakukan enam langkah utama. Pertama, adalah mendorong perluasan konversi lampu konvensional ke lampu LED. Kedua, menjalankan ekonomi sirkular termasuk di dalamnya melakukan daur ulang untuk mengurangi limbah. Ketiga adalah dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan seperti penggunaan energi sinar matahari. 

Sedangkan pilar keempat adalah integrasi pencahayaan terkoneksi, khususnya di fasilitas jalan umum seperti penggunaan SmartPole dan penghematan energi dari PJU dapat dialihkan untuk kebutuhan lainnya. Kelima, dengan pemanfaatan solusi pencahayaan untuk memenuhi kebutuhan pangan melalui pertanian, peternakan, dan perikanan berkelanjutan yang lebih hemat energi. Terakhir adalah melalui pengembangan ekosistem digital pada sistem pencahayaan terkoneksi untuk mendorong infrastruktur kota pintar. 

“Termasuk untuk gedung dan kegiatan masyarakat sehari-hari yang bisa mengurangi konsumsi energi untuk pencahayaan hingga 80 persen sehingga membantu mewujudkan potensi dekarbonisasi,” ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus