Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dinamika perekonomian di sebuah negara memiliki siklus, terkadang naik bahkan bisa juga jatuh. Dinamika perekonomian, kata dia, terjadi di berbagai negara, mulai dari negara maju, berkembang, juga miskin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dampak siklus ekonomi ke masyarakat, Sri Mulyani menjelaskan, sangat banyak. Saat ekonomi sebuah negara baik, masyarakat bisa mencapai suatu situasi yang disebutnya ‘bubble’. Seperti mudah mencari pekerjaan, ekonomi maju, harga properti naik, hingga harga saham naik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kelihatannya everything is okay (semuanya baik-baik saja),” ujar dia saat mengiri kuliah umum yang disiarkan langsung di akun YouTube Kemenkeu RI, pada Senin, 23 Oktober 2023.
Namun, bisa juga ekonomi sebuah negara jatuh yang menimbukan resesi. Di mana dampaknya orang bisa kehilangan pekerjaan, mencari pekerjaan sulit, kemiskinan dan pengangguran naik. “Siklus ini terjadi di semua negara, maju, miskin, atau negara menengah,” ucap Sri Mulyani.
Untuk menangani itu semua, mantan Direktur Bank Dunia itu berujar, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) bisa dijadikan instrumen untuk menstabilkan kondisi. Meski tidak selalu bisa, tapi APBN memiliki fungsi sebagai countercyclical. Sehingga dengan APBN ketika ekonomi sebuah negara menderu-deru, maka bisa didinginkan.
Tiga fungsi APBN di dalam perekonomian
Jika ekonominya turun amblas pun, maka bisa dinaikkan ke atas dengan APBN yang berasal dari instrumen pajak, pemenerimaan, belanja, dan pembiayaan. APBN juga, kata Sri Mulyani, bisa melakukan perbaikan secara ekspansif dan kontraktif untuk semuanya desain kondisi ekonomi.
“Kalau kita lihat APBN di dalam perekonomian memiliki tiga fungsi yakni alokasi, distribusi, dan stabilisasi,” tutur dia. “Tujuannya adalah ekonomi terus tumbuh supaya terhindar dari middle income trap mengurangi kemiskinan, kesenjangan, dan terus tumbuh secara tadi adil dan makmur itu proses panjang.”