Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

3 Mei 2024 | 18.08 WIB

Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 23 Oktober 2023. ANTARA/Mentari Dwi Gayati
Perbesar
Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 23 Oktober 2023. ANTARA/Mentari Dwi Gayati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, nilai tukar rupiah pada triwulan I-2024 terdepresiasi 2,89 persen year-to-date (ytd) sampai 28 Maret 2024. Namun, depresiasi rupiah masih lebih baik dibandingkan mata uang lainnya seperti baht Thailand dan ringgit Malaysia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Thai Baht 6,41 persen depresiasi ytd dengan periode yang sama dengan rupiah. Ringgit Malaysia mengalami depresiasi 2,97 persen," katanya dalam konferensi pers daring hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) II 2024 pada Jumat, 3 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kinerja rupiah tersebut, kata dia ditopang oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia (BI) dan surplus neraca perdagangan barang. Badan Pusat Statistik mencatat, surplus neraca perdagangan barang pada Maret 2024 tumbuh menjadi US$ 4,47 miliar. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pada Februari 2024 yang hanya US$ 0,83 miliar.

Posisi cadangan devisa sampai akhir Maret juga tetap tinggi di level US$ 140,4 miliar. Hal ini setara dengan 6,4 bulan impor atau 6,2 impor dan pembayaran utang luar negeri dari pemerintah. Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasional, yaitu sekitar 3 bulan impor.

"Pada April 2024, tekanan terhadap mata uang global berlanjut. Indeks nilai tukar dolar terhadap mata uang utama menguat tajam, mencapai level tertinggi 106,25 pada 16 April 2024. Dolar mengalami apresiasi 4,86 persen dibandingkan dengan akhir 2023," kata Sri Mulyani.

Perkembangan ini, kata dia memberikan tekanan kepada seluruh mata uang di dunia, termasuk rupiah. Pada penutupan pasar tanggal 26 April misalnya, yen Jepang dan won Korea Selatan mengalami pelemahan yang sangat tajam. Masing-masing mencapai 10,92 persen dan 6,34 persen ytd. Sedangkan mata uang Thailand melemah 7,63 persen ytd.

"Rupiah juga mengalami pelemahan 5,02 persen ytd, masih relatif lebih rendah. Perkembangan ini tentu didukung dari respons BI yang terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dengan mengoptimalkan instrumen moneter."

Hari ini, rupiah ditutup menguat 102 poin ke level Rp 16.083 per dolar AS. Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada pada level Rp 16.185.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus