Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Pertumbuhan perusahaan rintisan yang begitu pesat memicu meluasnya pasar layanan infastruktur teknologi di Indonesia. Donnie Prakoso, Technical Evangelist Amazon Web Services (AWS) ASEAN menilai perusahaan rintisan (startup) di Indonesia, terutama platform dagang-el di Tanah Air tumbuh amat pesat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“E-commerce di Indonesia itu gila-gilaan,” ujar Donnie dalam acara AWS Masterclass di Jakarta, Selasa, 20 Maret 2018. Melihat potensi perkembangan platform dagang-el dan perusahaan internet lainnya di Indonesia, AWS semakin yakin untuk bersaing memperebutkan pasar Tanah Air. Apalagi AWS telah memiliki banyak mitra di Indonesia baik perusahaan besar maupun perusahaan rintisan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Saat ini ada belasan perusahaan rintisan di berbagai bidang yang telah menggunakan layanan AWS di antaranya Gojek, Tokopedia, Traveloka.com, Berrybenka, Hijup, Pegipegi, Halodoc, Jurnal, Kurio, Bizzy.co.id, Rumah123.com, dan Urbanindo.com. Perusahaan-perusahaan rintisan tersebut, menurut Donnie, telah menggunakan jasa AWS jauh sebelum AWS membuka kantor di Indonesia. “Karena mereka tahu kualitas kami,” katanya.
Dia menambahkan, solusi komputasi awan menjadi pilihan yang paling sering dipilih oleh perusahaan rintisan karena lebih sederhana dan efisien dari segi biaya. “Dibandingkan harus membangun sistem sendiri, menyewa cloud pasti lebih masuk ke kantong mereka,” tukas Donnie.
Meskipun begitu, saat ini AMS belum memiliki pusat data di Indonesia. Donnie mengatakan untuk pengguna Indonesia akses terdekat adalah titik yang berada di AWS Singapore Region. Donnie mengatakan tidak tertutup kemungkinan AWS akan segera membuka pusat datanya di Tanah Air. “Semua kan butuh proses. Kami punya beberapa prioritas dulu saat ini,” tutur Donnie.
Baca berita lainnya tentang Startup di Tempo.co.