Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Tabana - Pengelola obyek wisata Tanah Lot, Bali, kembali menggelar festival makanan dan seni yang sempat terhenti karena pandemi Covid-19. Terakhir acara ini dilaksanakan pada 2020. Tahun ini, panitia memperkirakan 25 ribu pengunjung akan datang ke obyek wisata yang terkenal dengan Pura di tengah laut ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Sepertinya bisa tembus hingga 25 ribu kunjungan setiap hari. Karena malamnya ada hiburan musik hingga seni,” kata manajer obyek wisata Tanah Lot I Wayan Sudiana Sabtu, 17 Juni 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Saat ini, kunjungan ke obyek wisata Tanah Lot setiap harinya rata-rata lima ribu hingga enam ribu wisatawan domestik dan asing. Nantinya, pengunjung yang datang pada malam hari tidak akan dikenakan karcis masuk.
“Kami tetapkan seperti biasa, karcis masuk hanya dikenakan sejak pagi hingga sore. Bagi yang ingin melakukan kegiatan keagamaan di Pura tetap gratis,” ujarnya.
Sudiana berharap, dengan adanya Festival Tanah Lot di tempatnya bisa kembali menggairahkan kunjungan wisata yang sempat redup karena Covid-19. Obyek wisata Tanah Lot merupakan salah satu destinasi wisata unggulan Pulau Dewata, khususnya untuk wisata massal.
Pada Festival Tanah Lot yang ke-IV ini, panitia akan secara khusus menampilkan kesenian tari klasik seperti Tari Condong, Tari Oleg Tamulilingan, tari Kebyar Duduk, Tari Trunajaya dan Tari Legong Kraton.
Panitia acara, Anak Agung Ngurah Gede Arya Tenaya menyebutkan, selain seni dan hiburan juga akan suguha kuliner unik. “Akan ada demo memasak olahan daging kuir atau entok menjadi jajan lak-lak menyerupai serabi dengan rasa dominan asin dan gurih,” ujarnya.
Selain itu, panita juga menyediakan stand makanan yang menjual makanan khas Kabupaten Tabanan yang menjadi pameran kuliner.
Panitia memperkirakan nilai transaksi yang akan dihasilkan pada acara yang berlangsung selama empat hari sejak 23 Juni hingga 25 Juni 2023 mencapai sekitar Rp 2,5 miliar. Nilai itu didasarkan pada nominal transaksi pada acara terakhir. “Pada festival 2020 nilai transaksi mencapai Rp 2 miliar,” ujarnya.
Arya Tenaya juga menyampaikan, pada gelaran Festival Tanah Lot 2023, pihak penyelenggara lebih memfokuskan sasaran pengunjung pada wisatawan domestik dan lokal. Hal itu disesuaikan dengan pengisi acara yang dominan pada artis lokal Bali.
“Tahun ini target kunjungan 80 persen wisatawan lokal dan domestik, 20 persen asing,” ujarnya.
Pilihan Editor: Polemik Ekspor Pasir Laut, Begini Awal Mulanya hingga Tudingan Ada Pihak yang Diuntungkan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini