Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Susi Pudjiastuti mengklaim telah menertibkan illegal fishing dengan cara santun dan tertib saat ia menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019. Menurut Susi, kala dirinya menjadi Menteri Kelautan, Indonesia bersih dari pencurian ikan.
"Kapal (asing) yang tangkap (ikan di perairan Indonesia), tenggelamkan. Selesai sudah," kata Susi dalam diskusi Nasib Nelayan Diombang-ambing Kebijakan Penangkapan Ikan Terukur yang digelar virtual pada Sabtu, 14 Oktober 2023. "Kalau saya tangkap orang, nanti saya mempermalukan negara karena banyak jenderal yang kena, pengusaha besar kena, banyak aparat kena. Untung apa? Yang penting rapi."
Susi menerapkan kebijakan itu karena menurutnya kedaulatan atas perairan harus dimiliki bangsa Indonesia. Ia berujar, laut yang dimiliki harus bisa dikuasai bangsa sendiri. Karena itulah ia menjadikan kedaulatan sebagai pilar utama dalam kebijakan-kebijakannya saat itu.
"Tanpa punya kedaulatan, Anda mau ngomong apa, berencana apa juga percuma. Karena orang lain (asing) yang menguasai resources kita," ucap Susi.
Kebijakan Susi menenggelamkan kapal asing pencuri ikan saat menjabat menteri juga menuai pro-kontra. Bahkan, pernah dikritik Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut Luhut saat itu, harus ada batasan dalam kebijakan tersebut.
Menenggelamkan kapal-kapal ilegal memperkuat pertahanan bangsa
"Ya memang apa yang dibuat ibu Susi itu bagus, kami tenggelamkan karena harus ada shock terapy itu, tapi jangan sepanjang masa shock therapy, capek juga orang nanti akhirnya bosan," kata Luhut saat acara Musrenbang 2018 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Kamis, 9 Mei 2019.
Pernyataan ini disampaikan Luhut hanya berselang empat hari setelah Susi menenggelamkan 13 kapal pencuri ikan di perairan Tanjung Datu, Kalimantan Barat, Sabtu, 4 Mei 2019. Dalam keterangannya, Susi mengatakan upaya pemerintah menenggelamkan kapal-kapal ilegal pencuri ikan akan memperkuat pertahanan bangsa dari sisi maritim.
Tapi Luhut berpandangan lain. Menurut dia, yang lebih penting adalah kebijakan jangka panjang dari pemerintah. Luhut hanya menyesali jika Indonesia sibuk menenggelamkan kapal asing, tapi tidak mendorong nelayan dalam negeri untuk lebih banyak menangkap ikan. Ia mencontohkan daerah perairan seperti Natuna, Kepulauan Riau. "Kita marah-marah orang kapal asing datang ke kita, loh kapal kita juga enggak ada di sana," ujarnya.
RIRI RAHAYU | FAJAR PEBRIANTO
Pilihan editor: Susi Pudjiastuti: Nelayan Indonesia Tak Boleh Terbelenggu Kavling, Laut adalah Rahmat Tuhan untuk Bangsa
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini