Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terkini ekonomi dan bisnis hingga Sabtu sore, 25 November 2023 dimulai dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan BUMN berhasil mencatat dividen yang melampaui target.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian informasi Direktur Celios Nailul Huda mengatakan investasi di tahun politik 2024 akan cenderung wait and see agar kepentingan investasi selaras dengan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu berita tentang Kemenkeu mencatat realisasi belanja negara hingga Oktober 2023 mengalami kontraksi sebesar 4,7 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 2.240,8 triliun, atau setara 73,2 persen dari target APBN tahun ini. Berikut adalah ringkasan dari ketiga berita tersebut:
1. Dividen BUMN Tembus Rp 74,1 Triliun hingga Oktober, Erick Thohir: Ibu Sri Mulyani pun Ikut Happy
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan transformasi perusahaan pelat merah telah memberikan dampak besar bagi negara dan masyarakat. Secara menyeluruh, BUMN berhasil mencatat dividen Rp 74,1 triliun.
"Alhamdulillah, Ibu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun ikut happy karena dividen BUMN hingga Oktober 2023 sudah tembus Rp 74,1 triliun," ujar Erick dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu, 25 November 2023.
Erick mengungkapkan realisasi dividen atau penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari kekayaan negara dipisahkan (KND) ini 150 persen lebih tinggi dari target awal. Menurutnya, capaian ini menjadi bukti konkret akan perubahan BUMN yang berdampak positif bagi kinerja perusahaan.
Baca berita selengkapnya di sini.
2. Ekonom soal Investasi di Tahun Politik: Kalau Tidak Selaras dengan Pemerintahan Baru akan Sia-sia
Direktur Ekonomi Digital dan Ekonom Center of Economi and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengatakan investasi di tahun politik 2024 akan cenderung wait and see agar kepentingan investasi selaras dengan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah baru.
“Jika tidak selaras maka akan menimbulkan biaya investasi yang sia-sia dan mahal,” ujar Nailul ketika dihubungi oleh Tempo, Jumat, 24 November 2023.
Maksudnya, investasi dapat menjadi sia-sia apabila seseorang memilih untuk berinvestasi pada suatu sektor yang tidak mendapatkan perhatian atau dukungan yang cukup dari pemerintah baru.
“Contohnya, investasi pada sektor ekonomi hijau yang akan sia-sia jika yang terpilih merupakan pemimpin yang tidak aware terhadap isu lingkungan,” tuturnya.
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Realisasi Belanja Negara Turun 4,7 Persen, Ini Penjelasan Sri Mulyani
Kementerian Keuangan atau Kemenkeu mencatat realisasi belanja negara hingga Oktober 2023 mengalami kontraksi sebesar 4,7 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 2.240,8 triliun, atau setara 73,2 persen dari target APBN tahun ini. Apa sebabnya?
"Kalau kita lihat, mayoritas karena belanja non-K/L (kementerian/lembaga) yang untuk subsidi kompensasi, yang memang realisasinya lebih rendah dibandingkan tahun lalu," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita Edisi November pada Jumat, 24 November 2023.
Realisasi belanja non-K/L hingga Oktober 2023 tercatat Rp 803,6 triliun atau turun 12,4 persen yoy. Sementara realisasi belanja K/L tumbuh tipis 1,9 persen yoy menjadi Rp 768,7 triliun. Realisasi transfer ke daerah atau TKD juga turun sebesar 1,6 persen yoy menjadi Rp 668,5 triliun.
Baca berita selengkapnya di sini.