Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Terpopuler: Penjual Set Top Box Kebanjiran Order, Bappebti Buka Suara soal Robot Trading Net89

berita tentang melonjaknya permintaan set top box di pasar menarik pembaca Tempo pada Ahad, 6 November 2022.

7 November 2022 | 06.00 WIB

Acoy (kaus merah), pemilik Toko Resolution di Pusat Elektronik Glodok, Jakarta Utara, saat melayani pembeli pada Ahad, 6 November 2022. Tokonya menjual set top box (STB) untuk migrasi dari TV analog ke TV digital. TEMPO/Khory Alfarizi
Perbesar
Acoy (kaus merah), pemilik Toko Resolution di Pusat Elektronik Glodok, Jakarta Utara, saat melayani pembeli pada Ahad, 6 November 2022. Tokonya menjual set top box (STB) untuk migrasi dari TV analog ke TV digital. TEMPO/Khory Alfarizi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler di kanal ekonomi dan bisnis sepanjang Ahad, 6 November 2022, dimulai dengan melonjaknya permintaan set top box di pasar. Pantauan Tempo di Glodok, pengunjung hilir-mudik menyambangi toko elektronik untuk membeli STB, namun stoknya menipis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Berita kedua adalah soal kasus robot trading yang melibatkan crazy rich Surabaya, Reza Paten. Bappebti menyatakan seluruh kasus robot trading yang dikelola platform Net89 sudah ditangani pihak kepolisian. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut ini berita terpopuler, kemarin. 

1. Stok Set Top Box di Pasar Glodok Habis Setelah Migrasi TV Analog ke Digital

Persediaan set top box (STB) di Pusat Grosir Elektronik Glodok, Jakarta Utara, kosong selepas pemerintah memulai kebijakan migrasi dari TV analog ke TV digital atau analog switch off (ASO) di Jabodetaek. Kebijakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) itu berlaku sejak Kamis, 3 November 2022.

“(Sekarang) habis,” ujar Lia pemilik toko Elektro Jaya di Glodok saat ditemui pada Ahad, 6 November 2022.

Dia menceritakan pada akhir pekan ini, banyak warga berdatangan ke tokonya ingin membeli STB. Namun para pengunjung kecele karena persediaannya kosong. 

ia meminta agar pembli datang kembali esok hari. “Makanya banyak yang saya suruh pergi kan, besok saja karena besok barang datang, saya sudah pesan,” kata dia. Lia menjelaskan setelah ASO diberlakukan, tokonya ramai dikunjungi pembeli STB. “Langsung ramai, langsung diserbu semuanya,” ucap dia.

Bahkan tokonya bisa menjual 20 hingga 40 unit STB sehari. “Itu bisa setengah hari habis, sekarang saja sudah habis,” tutur Lia. Adapun toko milik Lia itu menjual STB dengan rentang harga mulai Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu. 

Baca selengkapnya di sini

2. Kasus Robot Trading Seret Crazy Rich Surabaya, Bappebti Pernah Panggil Net89

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menyatakan seluruh kasus robot trading yang dikelola platform Net89 sudah ditangani pihak kepolisian. Investasi abal-abal itu melibatkan crazy rich Surabaya, Reza Paten. 

"Untuk kasus Net89, sepenuhnya sudah di Polri," ujar Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Tirta Karma Senjaya saat dihubungi Tempo pada Ahad, 6 November 2022.

Sebelumnya, menurut hasil penelusuran Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), perputaran uang dalam kasus robot trading ini menembus Rp 1 triliun. Reza Paten, yang juga pedagang valuta asing, disinyalir merupakan pemilik platform Net89 tersebut. 

Untuk hal hasil lidik PPATK dan Polri, Tirta mengatakan Bappebti selalu siap membantu tim, khususnya untuk memberikan keterangan ahli. Tirta mengaku Bappebti dari Biro Peraturan Perundangan-undangan dan Penindakan sudah pernah meminta keterangan dari pihak Net89 beberapa bulan lalu. 

Dia melanjutkan, berita acara pemeriksaan atau BAP sudah disampaikan kepada Polri sebagai bahan keterangan. Bahkan sebelum ramainya kasus investasi bodong Net89 ini mencuat, telah mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dengan robot trading tersebut. 

"Untuk produk atau entitas investasi tidak berizin, sebetulnya otoritas yang berkaitan, baik Bappebti maupun OJK (Otoritas Jasa Keuangan), sudah menyampaikan dari sebelum maraknya robot trading ini," kata Tirta. 

Baca selengkapnya di sini. 

3. Mendag: Harga Kedelai Naik karena RI Masih Impor dari Amerika Serikat

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menjelaskan penyebab kenaikan harga kedelai yang terjadi belakangan ini. Menurutnya, harga kedelai meningkat lantaran Indonesia masih bergantung pada impor dari Amerika Serikat. 

"Kedelai memang (naik) karena sekarang kan belinya Agustus, baru sampainya sekarang. Jadi, harganya mahal,” kata Zulkifli Hasan usai mengunjungi Pasar Pa’baeng Baeng, Makassar, dikutip dari keterangan tertulis pada Ahad, 6 November 2022. 

Lantaran siklus impor tersebut, stok kedelai menjadi semakin turun hingga harganya melonjak di pasaran. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk menurunkan harga kedelai.

Salah satunya, Kemendag meminta Perum Bulog untuk segera mengimpor kedelai agar pasokan dalam negeri bertambah. Permintaan itu, kata dia, sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi. 

Jika pemerintah mengimpor kedelai sekarang, Zulkifli mengatakan barang tersebut baru akan datang pada Desember. "Harganya kira-kira sampai sini Rp 11 ribu per kilogram dan akan dijual Rp10 ribu per kilogram,” ucap Zulkifli.

Baca selengkapnya di sini

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus