Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengklaim kinerja kementeriannya menjelang 100 hari kerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto cukup baik. Ia mengatakan, Kementerian PU saat ini meneruskan pembangunan yang sudah dimulai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat era Presiden Jokowi. “(Saya) sebagai orang baru di dunia ini (di Kementerian PU), oke lah. Surviving,” kata Dody saat ditemui wartawan di Kementerian PU pada Jumat, 24 Januari 2025.
Dody merupakan pengusaha asal Surabaya yang dilantik Prabowo sebagai salah satu menteri Kabinet Merah Putih pada 21 Oktober lalu. Jenjang karier Dody hingga menjadi pemimpin di Kementerian PU berbeda dengan Basuki Hadimuljono—yang mengawali karir sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
Sebagai Menteri PU, Dody mengaku mendapat arahan dari kepala negara untuk membantu program swasembada pangan yang merupakan bagian dari Asta Cita pemerintahan Prabowo. Dody ditugaskan untuk menjamin ketersediaan sumber daya air dalam mendukung produksi pertanian. “Misalnya, bendungan yang dari awal disiapkan untuk sawah dicek, irigasinya ada belum,” kata Dody. “Kemarin ketemu di Bendungan Pidekso belum nyambung (bendungan dengan irigasi), itu disambungin.”
Meski mengeklaim kinerja Kementerian Pekerjaan Umum di bawah kepemimpinannya berjalan baik, Dody mengakui belum ada pencapaian baru yang ia raih. Sebab, pencapaian yang ada saat ini merupakan warisan kinerja pemerintah sebelumnya. “Pak Prabowo selalu mengatakan, yang kerja siapa yang meresmikan siapa,” kata Dody saat ditemui di Auditorium Kementerian PU pada Rabu, 22 Januari 2025. “Jadi kalau dibilang saya telah mencapai apa, yang enggak ada. Wong kerjaan saya cuma jalan-jalan.”
Dody lalu mengatakan bahwa hal tersebut merupakan bentuk pemerintahan berkesinambungan. Selama jalan-jalan atau kunjungan kerja ke daerah pun, Dody mengklaim selalu mengecek dan memastikan agar infrastruktur yang dibangun selama ini, sejak 2019 hingga 2024, benar-benar sesuai arahan kepala negara.
Pilihan editor: Trump Keluar dari Perjanjian Paris, ESDM Kaji Dampaknya ke Transisi Energi Indonesia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini