Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiket pesawat Pekanbaru-Kuala Lumpur dipatok Rp 365.000 dan Pekanbaru-Singapura Rp 478.500. Akibatnya sejumlah warga Pekanbaru memilih berliburan imlek ke Kuala Lumpur dan Singapura, karena tiket Pekanbaru-Jakarta dibanderol di atas Rp 1.000.000.
Baca juga: Garuda Indonesia Klaim Tiket Pesawat Sudah Turun 70 Persen
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Association of The Indonesia Tour and Travel Agencies (Asita) Riau Dede Firmansyah menyatakan kondisi demikian menjadi miris bagi industri pariwisata dalam negeri, di tengah momen libur nasional Tahun Baru Cina atau Imlek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Malaysia dan Singapura panen turis dari Indonesia di saat libur Imlek. Apa lagi yang dipertahankan maskapai dengan tiket domestik mahal seperti ini? Bukannya mereka juga menderita kalau tidak ada penumpang," katanya, Minggu, 3 Februari 2019.
Saat ini harga tiket sekali jalan Pekanbaru-Jakarta untuk Senin, 4 Februari 2019 menurut aplikasi Traveloka misalnya, dijual mulai Rp 1.048.000 per penumpang dengan maskapai Lion Air. Tapi untuk tiket Jumat, 1 Maret 2019 rute Pekanbaru-Jakarta dijual mulai Rp 863.400 per penumpang dengan maskapai Air Asia, transit Kuala Lumpur.
Sebelum kenaikan tiket seperti sekarang, untuk terbang ke Jakarta, penumpang dari Pekanbaru bisa membayar mulai Rp 600.000 dengan maskapai penerbangan berbiaya murah. Kondisi ini jauh berbeda dengan harga tiket internasional. Tiket Pekanbaru-Kuala Lumpur misalnya, hanya dijual mulai Rp 365.000, atau tiket Pekanbaru-Singapura seharga Rp 478.500, tentu membuat masyarakat setempat lebih memilih ke negeri seberang untuk berlibur, dibandingkan di negeri sendiri.
Dede mengaku sudah berulang kali menanyakan langsung masalah ini ke manajer maskapai di Pekanbaru, lewat sejumlah pertemuan, namun belum ada hasilnya dan tiket domestik Pekanbaru-Jakarta tetap mahal.
Pihaknya juga menyesalkan belum ada respon dari Menteri Pariwisata Arief Yahya, karena masalah ini jelas berimbang pada target kunjungan wisata dalam negeri, yang angkanya dipatok sekitar 250 juta pada tahun ini.
Padahal saat awal tahun seperti ini, merupakan low season di bisnis pariwisata, menjelang momen mudik pada Ramadan serta Idul Fitri di pertengahan tahun, tapi harga tiket pesawat sama saja dengan libur Lebaran.
"Memang anggota kami merasakan langsung, lebih banyak peminat wisata luar negeri sekarang, ke Malaysia dan Singapura. Bagi yang tetap mau wisata di Sumatra, kami tawarkan paket jalur darat dengan bus," katanya.
BISNIS