Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Transplantasi Rahim bagi Pria, Perlu Ada Suntikan Hormon

Transplantasi rahim pada pria bisa dilakukan dengan ditambah penambahan hormon untuk meniru perubahan hormon saat kehamilan.

7 November 2017 | 09.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Fiona Solis adalah model transgender berusia 26 tahun dari Filipina. Ia berpartisipasi dalam beberapa kompetisi Nona Transgender. Pada tahun 2009, Fiona bergabung Ratu Cebu, Filipina, dan menjadi salah satu dari 21 finalis transgender. Dia juga muncul dalam serial televisi dan empat iklan. Oddee.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden American Society for Reproductive Medicine yang baru lengser Richard Paulson, mengatakan, tampaknya bukan sesuatu yang mustahil jika pria saat ini bisa hamil karena langkah besar dalam transplantasi rahim.

Richard Paulson menceritakan hasil penelitian ini pada pertemuan tahunan masyarakat di San Antonio, Texas, Amerika Serikat. Menurutnya tidak ada alasan anatomi mengapa rahim tidak berhasil ditanamkan ke wanita yang terlahir sebagai pria alias transgender. "Anda bisa melakukannya meski akan ada tantangan tambahan, tapi saya tidak melihat adanya masalah yang akan menghalangi," katanya menekankan bahwa hal ini masih merupakan prosedur yang rumit. Baca: Dior Buka Proses Pembuatan Gaun Pernikahan Song Hye Kyo

Sementara Paulson bersikeras ada banyak ruang bagi rahim untuk dipindahkan ke tubuh laki-laki, melahirkan secara normal tetap tidak mungkin terjadi. Embrio IVF harus ditanamkan dan operasi caesar diperlukan untuk melahirkan bayi. Selain itu, hormon juga harus diberikan kepada pasien untuk meniru perubahan yang terjadi selama kehamilan, menurut Paulson."Saya secara pribadi menduga akan ada wanita transgender yang ingin memiliki rahim dan kemungkinan akan mendapatkan transplantasi," katanya mengenai prosedur tersebut.

Sejumlah peserta berpose saat mengikuti kompetisi kecantikan Miss Trans Star International 2016 di Barcelona, Spanyol, 18 September 2016. Sebanyak 28 wanita transgender mewakili negaranya berkompetisi dalam Miss Trans Star International. AP/Manu Fernandez

Bayi hasil transplantasi uterus pertama berhasil lahir pada tahun 2014 setelah seorang wanita berusia 36 tahun, yang lahir tanpa rahim, menerima rahim yang disumbangkan dari seorang kerabat berusia sekitar 60 tahun. Saat ini tercatat telah ada delapan anak yang lahir dari transplatasi rahim di seluruh dunia.

Konferensi tersebut juga menyoroti kurangnya kesadaran tentang merawat kesuburan bagi pasien transgender. Tercatat bahwa, sangat sedikit pasien transgender yang menerima perawatan preservasi kesuburan sebelum masa transisi.

Sebuah survei baru-baru ini dilakukan terhadap 20 pria transgender. Hasil survei itu menemukan bahwa tidak satupun dari mereka telah menjalani pengambilan telur dan pembekuan untuk pelestarian kesuburan. Baca: Fotografer Sosialita, 1 Baju Dipotret 50 Kali

"Penting agar pasien transgender mengetahui bahwa pelestarian kesuburan merupakan pilihan bagi mereka. Penelitian ini nampaknya mengindikasikan bahwa kita perlu melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mendidik masyarakat luas dan sesama dokter mengenai ketersediaan dan penerapan klinis perawatan kesuburan secara lebih luas," kata Christos Coutifaris, presiden terpilih American Society for Reproductive Medicine.

JENNY WIRAHADI | RT.COM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus