Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi pagi ini meresmikan Bendungan Kuwil Kawangkoan di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Usai peresmian, ia menjanjikan satu bendungan lagi akan dimiliki oleh Sulawesi Utara, yaitu Bendungan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Nanti bulan Maret atau April akan selesai," kata Jokowi usai peresmian Bendungan Kuwil Kawangkoan, Kamis, 19 Januari 2022. "Semakin banyak bendungan semakin baik karena air tidak dibiarkan masuk ke laut, tapi ditampung untuk keperluan kita semuanya."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya pada Mei 2022 Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi I, I Komang Sudana melaporkan progress pembangunan Bendungan Lolak secara total 96 persen. Saat itu, impounding pun sudah dilakukan di bendungan tersebut.
Sementara hari ini, Jokowo meresmikan Bendungan Kuwil Kawangkoan di Kabupaten Minahasa Utara, yang bersebelahan dengan Kota Manado. Kepala negara pun mengenang momen banjir Manado yang menewaskan belasan warga beberapa tahun lalu. "Kami ingat 2014 Manado pernah banjir bandang," katanya.
Jokowi menyebut bendungan ini dibangun sejak 2016, atau dua tahun setelah banjir terjadi di Manado pada 15 Januari 2014. Bendungan dibangun dengan biaya Rp 1,9 triliun, kapasitas tampung 26 juta meter kubik, dan luas genangan 157 hektar.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyebut bendungan ini bisa mengairi lahan pertanian dan sumber pembangkit listrik. Menurut dia, pembangkit listrik tenaga mikro hidro tang menghasilkan tenaga 2 x 0,7 Megawatt bisa dibangun di sini. "Meskipun kecil tapi bisa jadi pembangkit listrik tenaga mikro hidro," ujarnya.
Lalu fungsi utamanya yaitu untuk mengurangi banjir di Manado. "Karena ini berada di atas Manado, sehingga kalau ndak dihentikan di sini, airnya bisa lari dan bisa menyebabkan Manado banjir," kata Jokowi, yang pada Pemilihan Presiden 2014 dan 2019 selalu menang di Sulawesi Utara.
Pada 2014, wilayah Manado dan sekitarnya telah dilanda banjir bandang yang menewaskan sedikitnya 18 korban. Ini merupakan banjir yang terbesar dalam 14 tahun terakhir.
Kala itu, ketinggian banjir di beberapa tempat melebihi atap rumah, mencapai sekitar 3 sampai 4 meter atau 3 kali lebih tinggi dibanding genangan yang pernah terjadi sejak banjir terakhir yang terjadi pada tahun 2000. Air datang dari lima sungai besar yang meluap secara bersamaan mengakibatkan sekitar 40 ribu warga mengungsi.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.