Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Utang baru semilyar dollar

Indonesia mencari kredit sindikasi (lewat morgan guaranty trust co) sebesar us$ 1 milyar, untuk digunakan dalam tahun anggaran 1983/1984. indonesia mengalami defisit. (eb)

12 Februari 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UTANG pemerintah Indonesia sudah mencapai US$ 16 milyar pada akhir tahun 1982. Dan di akhir tahun anggaran 1982/1983, utang itu pasti akan jatuh lebih besar lagi. Tapi utang masih akan tetap diperlukan. Indonesia sudah minta kepada Morgan Guaranty Trust Co. of New York untuk mengatur kredit sindikasi (komersial) sebesar US$ 1 milyar untuk digunakan dalam tahun anggaran 1983/1984 jumlah terbesar yang pernah diajukan Indonesia lewat bank-bank swasta internasional. Atau nomor dua terbesar, setelah Malaysia baru-baru ini mendapat kredit sindikasi sebanyak US$ 1,1 milyar. Mengapa Indonesia masih memerlukan kredit dalam jumlah besar, jelas sebabnya. Penerimaan dari sektor ekspor yang terus merosot, mengakibatkan defisit minimal US$ 6,5 milyar pada transaksi berjalan dalam neraca pembayaran tahun 1982/1983. Tahun sebelumnya, menurut sank Indonesia defisitnya baru US$ 2,7 milyar. Minyak, yang menghasilkan sekitar 53,3% dari seluruh anggaran penerimaan, mengalami ketidakpastian harga sesudah pertemuan OPEC di Jenewa gagal. Kemungkinan perang harga kini membayangi pasaran minyak, sementara harga minyak terus merosot di pasaran spot. Penurunan US$ 1 setiap barrel, berarti kerugian US$ 275 juta untuk Indonesia. Seorang bankir di Hongkong mengungkapkan, jumlah kredit yang diajukan Indonesia itu didasarkan perhitungan sebelum konperensi OPEC di Jenewa. Karena itu bukan tak mungkin jumlah yang diajukan bisa bertambah. Apalagi kalau harga minyak turun lebih besar dari yang diperkirakan. Apabila kredit yang tersedia lebih kecil dari jumlah yang diperlukan, Indonesia harus mengambil lagi cadangan devisanya. Menurut Gubernur Bank Indonesia Rachmat Saleh cadangan devisa itu tinggal US$ 4 miiyar akhir Desember lalu. Di akhir September lalu, pot devisa itu masih terisi dengan US$ 4,2 milyar lebih sedikit. Jumlah US$ 1 milyar yang diajukan itu diperkirakan akan digunakan untuk memenuhi sebagian keperluan kredit Indonesia tahun ini. Tahun lalu, Indonesia menerima kredit US$ 1,5 milyar dari berbagai bank swasta internasional. Dibandingkan tahun lalu, tahun ini situasinya agak berbeda. Ketidakmampuan Meksiko, Brazilia, dan Polandia membayar kembali utang-utangnya yang sudah jatuh waktu, telah mengguncangkan dunia perbankan internasional. Akibatnya bank-bank itu hanya bersedia memberikan kredit kepada negara-negara berkembang dengan persyaratan yang lebih berat. Untuk sindikasi kredit yang terbaru ini, bunga yang harus dibayar sebagian dikaitkan dengan tingkat bunga primer di AS, dan sebagian lagi dikaitkan dengan tingkat bunga antar-bank di London (Libor). Tingkat bunga primer di AS kini sekitar 11%, sedang di Libor mencapai 9,75%. Harga yang harus dibayar Indonesia untuk sindikasi kredit yang baru itu berarti akan jatuh lebih besar dari bunga untuk utang sebelumnya. Adalah faktor waktu juga yang agaknya ikut menentukan dalam pengajuan permohonan ini. Indonesia memperkirakan, kalau pengajuan utang itu semakin ditunda, tingkat bunganya akan semakin mahal. Itu masuk akal, mengingat pemerintah AS dalam usaha menambal defisit anggaran belanjanya yang besar tahun ini, diperkirakan akan membanjiri pasaran uang untuk menyedot dana yang tersedia. Tapi beberapa bankir terkemuka di AS meramalkan, bunga akan turun secara perlahan-lahan dalam tahun ini. Umumnya mereka bersepakat, tingkat bunga akan turun dari 11% sekarang, menjadi sekitar 10%.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus