Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI angkat bicara menanggapi surat yang mengatasnamakan perseroan dan belakangan tersebar luas di antaranya lewat layanan perpesanan grup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam selembar surat berkop Bank BRI tersebut disebutkan biaya transaksi dari semula Rp 6.500 per transaksi diganti dengan biaya yang baru Rp 150.000 per bulan (autodebet dari rekening tabungan). Biaya transaksi bulanan ini sifatnya tak terbatas atau unlimited.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ada atau tidaknya transaksi pihak bank akan tetap memotong Rp 150.000,” seperti dikutip dari pemberitahuan dari "BRI" tersebut.
Dalam surat itu juga disebutkan perubahan skema tarif itu akan diuji coba dalam enam bulan ke depan. Surat itu juga meminta nasabah untuk mengkonfirmasi atas dua pertanyaan BRI.
Dua pertanyaan itu adalah:
1. Apakah setuju dengan tarif baru per bulan Rp 150.000 atau
2. Jika tidak setuju dan tetap mau menggunakan tarif lama Rp 6.500 per transaksi, nasabah diminta mengisi formulir dan mengirimkan ke bank.
Jika tidak ada konfirmasi sama sekali, maka nasabah dianggap setuju dengan dipotong langsung atau autodebet sebesar Rp 150.000 dari rekening tabungan di BRI.
"Ada trasaksi atau tidak tetap di potong," seperti dikutip dari surat pengumuman palsu itu.
Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto, memastikan bahwa surat yang beredar itu adalah kabar bohong atau hoaks. Ia lalu mengimbau para nasabah agar berhati-hati atas penipuan modus baru tersebut.
“Hal ini dipastikan tidak benar,” kata Aestika saat dihubungi, Selasa, 24 Mei 2022.
Ia menjelaskan, BRI hanya menggunakan saluran resmi website sebagai media komunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat melalui laman www.bri.co.id, Instagram @bankbri_id, Twitter @bankbri_id, Facebook @Bank BRI, dan YouTube @Bank BRI.
Lebih jauh Aestika kembali mengimbau agar nasabah lebih berhati-hati dan tidak menginformasikan kerahasiaan data pribadi dan data perbankan kepada orang lain atau pihak yang mengatasnamakan BRI. "Termasuk PIN, nomor rekening, nomor kartu, user dan password internet banking, OTP, dan sebagainya, melalui tautan atau website tidak resmi."
Selain itu, Aestika mengimbau agar seluruh nasabah untuk waspada kepada segala bentuk modus penipuan dan kejahatan perbankan. “Apabila nasabah memiliki pertanyaan atau informasi lebih lanjut bisa mengunjungi kantor BRI terdekat atau menghubungi call center BRI 14017/1500017,” katanya.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.