Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Makanan dan minuman dengan gula tambahan dapat berdampak buruk terhadap kesehatan anak. Spesialis gizi Tan Shot Yen menjelaskan perlunya orang tua mewaspadai dampak kelebihan asupan gula terhadap kesehatan anak. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengingatkan masih banyak produk makanan dan minuman anak yang mengandung gula tambahan dan kadarnya melebihi kebutuhan anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Masalah pertama yang bisa terjadi ialah anak jadi mengalami yang namanya ketagihan, akhirnya hal itu meningkatkan kebutuhan anak terhadap rasa manis yang berlebih," kata Tan dalam diskusi daring pada Rabu, 22 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anak yang mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan atau kandungan gula berlebih kadar gula dalam darahnya akan tinggi dan kondisi yang demikian bisa membuat virus dan bakteri lebih mudah berkembang di dalam tubuh anak. Akibatnya, daya tahan tubuh bisa menurun sehingga anak lebih mudah terserang penyakit.
Ia mengatakan mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan atau kandungan gula berlebih juga bisa menyebabkan anak mengalami obesitas. Anak yang obesitas rentan mengalami masalah tulang.
Diabetes melitus dan gangguan jantung
Hasil penelitian tentang pengaruh obesitas pada masa kanak-kanak terhadap perkembangan dan kesehatan tulang yang dipublikasikan di Journal of Obesity and Metabolic Syndrome pada 2019 menunjukkan anak obesitas 25 persen lebih mungkin mengalami keretakan tulang karena rangka tubuhnya tidak dapat beradaptasi dengan peningkatan massa tubuh.
Tan menjelaskan konsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi dapat meningkatkan kadar gula dan kolesterol dalam darah. Kadar gula dan kolesterol dalam darah yang melampaui batas normal dapat memicu munculnya penyakit tidak menular seperti diabetes melitus dan gangguan jantung. Menurutnya, konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi juga berhubungan dengan peningkatan kemungkinan terserang kanker.
"Memang gula tidak secara langsung mengakibatkan potensi kanker. Tapi, gula menyebabkan obesitas dan ketika kondisi itu terjadi anak akan bertambah berat badan dan naiknya berat badan itu jembatan menuju kanker," paparnya.
Karena itu, dia berpesan kepada para orang tua untuk memperhatikan kandungan gula pada makanan dan minuman anak agar asupan gula tidak melampaui batas. Hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan tingkat konsumsi gula pada anak batita tergolong tinggi. Berdasarkan data kebiasaan konsumsi makanan manis anak kelompok umur 3-4 tahun, 50,1 persen batita di Indonesia memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan manis lebih dari satu kali per hari.
Pilihan Editor: Bahaya Hipoglikemia Berulang, Stroke hingga Gangguan Jantung