Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

<font size=2 color=#FF9900>Info Hidup Sehat</font><br />Utamakan Kesehatan Ibu

7 Maret 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KESEHATAN ibu penting demi mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan produktif. Kesehatan perempuan juga sejalan dengan sasaran Millennium Development Goals 2015. Salah satu sasarannya adalah menurunkan angka kematian ibu dari 228 per 100 ribu kelahiran hidup menjadi 102 per 100 ribu kelahiran hidup.

Angka pekerja perempuan di sektor formal dan informal saat ini mencapai sekitar 40 juta jiwa. Sekitar 25 juta jiwa dari jumlah itu berusia 15-45 tahun. Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih menilai kelompok usia ini perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan dunia usaha.

Karena itu, Endang men­dorong implementasi kesehatan reproduksi di tempat kerja sejalan dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan Kesehatan Reproduksi dan Kesehatan Ker­ja. Pada pasal 166 dika­takan para pengusaha wajib memberikan jaminan ke­sehatan dan menanggung seluruh biaya pemeliha­raan kesehatan bagi pekerja, termasuk kesehatan ibu.

Jaminan fasilitas itu termasuk pelayanan kesehatan reproduksi, memberi kemudahan cuti bersalin, dan menyediakan ruang me­nyusui sehingga bayi bi­sa mendapat air susu ibu eksklusif hingga enam bulan. ”Ini tanggung jawab moral pengusaha kepada pekerja,” katanya dalam seminar ”Kesehatan Reproduksi di Tempat Kerja”, di Jakarta, Selasa pekan lalu.

Gel Vagina Cegah HIV

FAKULTAS Kedokteran Johns Hopkins, Amerika Serikat, menemukan bukti gel yang mengandung tenofovir—jenis obat antiretroviral (obat HIV/AIDS)—bisa melindungi jaringan rektum, usus pada bagian paling hilir yang terhubung dengan anus, dari virus AIDS. Obat tersebut biasanya digunakan untuk mengurangi risiko infeksi HIV, dengan dioleskan di dalam vagina.

Penelitian dilakukan dengan mengecek jaringan biopsi rektum dari pria dengan HIV negatif dan wanita yang menggunakan produk tersebut sekali seminggu. Terbukti, gel tenofovir mampu mengurangi risiko terjangkit HIV yang disebabkan oleh hubungan seks melalui anus atau dubur, tidak seperti obat tenofovir kapsul. ”Kami belum dapat mengatakan perbedaan efek dari gel dan tablet tersebut,” ujar dokter Craig Hendrix, dari Fakultas Kedokteran Johns Hopkins, seperti dikutip Reuters Health pada Selasa pekan lalu.

Risiko terjangkit HIV dari seks anal tanpa kondom 20 kali lebih besar dibanding seks vaginal. Hal ini terjadi karena rektum memiliki jaringan sel lebih tipis daripada vagina.

Pendidikan Tinggi, Jantung Sehat

PENDIDIKAN tinggi baik untuk menurunkan tekanan darah. Demikian penelitian yang dimuat di jurnal BMC Public ­Health, yang merupakan hasil studi atas 3.890 orang dari berbagai latar belakang pendidikan, selama 30 tahun. Para peneliti dari Brown University, Amerika Serikat, mengamati jenjang pendidikan dan kehidupan sehari-hari para relawan.

Awalnya, para peneliti menemukan hubungan antara pendidikan tinggi dan turunnya risiko penyakit jantung. Temuan tersebut kemudian terhubung dengan rendahnya tekanan darah pada seseorang yang mengenyam pendidikan hingga 17 tahun lebih. Para peneliti menilai rendahnya pendidikan menyebabkan banyak orang tidak mendapat akses ke pekerjaan yang baik. Hal ini bisa memicu stres dan naiknya tekanan darah.

Profesor Eric Loucks dari Universitas Brown, yang memimpin studi ini, mengatakan wanita berpendidikan rendah mudah depresi. ”Mereka cenderung menjadi orang tua tunggal dan hidup miskin,” katanya, seperti dikutip BBC Health pada Senin pekan lalu.

Migrain Memicu Obesitas

ANAK perempuan penderita migrain berisiko mengalami peningkatan berat badan, bahkan obesitas. Penelitian yang dimuat di jurnal Headache ini melibatkan 3.700 perempuan. Empat dari setiap 10 perempuan yang menderita migrain ketika kecil mengalami peningkatan berat badan setidaknya 10 kilogram setelah berusia 18 tahun. Hal ini tidak terjadi pada 30 persen lainnya yang tidak menderita migrain.

Tapi para peneliti dari University of Washington ini, seperti dimuat dalam Reuter Health, Jumat dua pekan lalu, belum dapat menjelaskan mekanisme apa yang memicu obesitas. Mereka menduga rasa mual dan muntah terkadang memicu para wanita mengubah pola makan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus