Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Inspirasi Dongeng Timun Mas di Koleksi Sejuh Mata Memandang

Motif-motif yang ada di dalam koleksi terbaru Sejauh Mata Memandang terinspirasi dari cerita rakyat Indonesia asal Jawa Tengah, Timun Mas.

24 November 2018 | 16.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Label busana Indonesia, Sejauh Mata Memandang, meluncurkan koleksi terbarunya “Musim Rintik 2018”. Motif-motif yang ada di dalam koleksi ini terinspirasi dari cerita rakyat Indonesia asal Jawa Tengah, Timun Mas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Inspirasi dari Timun Mas ini terlihat dalam permainan warna ceria dan kreasi motif yang ada di koleksi ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya mencoba untuk menggambarkan figur tokoh dalam cerita ini, seperti binatangnya, dan juga bekal Timun Mas ketika dikejar Buto Ijo, seperti benih timun, duri, garam, dan terasi," jelas Chitra Subyiakto, pendiri dan direktur kreatif Sejauh Mata Memandang.

Koleksi terdiri dari kain, busana siap pakai, aksesoris, dan juga edisi terbatas Timun Mas, seperti selop, topeng, dan buku cerita Timun Mas yang terbuat dari kain. Koleksi ini menggunakan kain dengan bahan organik, seperti katun sari, katun foal, dan cupro.

Kain ini diproses dengan pembuatan tangan melalui metode tulis, cap, sablon, dan bordir. Proses dilakukan di beberapa daerah, termasuk Sragen, Pekalongan, Solo, dan Jakarta. Pembuatan koleksi ini dibantu oleh perkumpulan Ibu Rumah Tangga yang berasal dari Rusun Pesakih dan Rusun Marunda Jakarta.

Yang unik dari koleksi ini, Sejauh Mata Memandang juga membuat buku cerita Timun Mas dalam jumlah terbatas. Hasil penjualan bukunya akan disumbangkan ke dua yayasan pendidikan, yaitu Yayasan Dian Sastrowardoyo dan Yayasan Bantu Guru Belajar Lagi.

Yayasan Dian Sastrowardoyo adalah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan, pemberdayaan perempuan, dan pelestarian budaya Indonesia. Sedangkan Bantu Guru Belajar Lagi merupakan yayasan yang memberikan pelatihan kepada guru-guru agar bisa terus menjadi tenaga pengajar yang berkualitas. Buku Timun Mas yang terbuat dari kain hanya ada 250 buah, dijual dengan harga sekitar Rp 1,1 juta.

(dari kiri) Petra Sihombing, Dian Sastrowardoyo, Chitra Subiyakto, Tulus, Davy Linggar di Pembukaan Pameran Sejauh Mata Memandang “Timun Mas” di Senayan City, Jakarta Pusat, Kamis 8 November 2018 (Tempo/Astari P Sarosa)

Namun ada juga buku dengan bahan kertas yang dijual dengan harga Rp 200 ribu, dan dua-duanya dapat membantu Yayasan Dian Sastrowardoyo dan Yayasan Bantu Guru Belajar Lagi.

"Anak-anak sekolah zaman sekarang enggak ada yang dengar Timun Mas. Menurut aku, proyek ini bagus karena mengajak kita melihat lagi dongeng Indonesia. Kita ikut mendefinisikannya dengan arti yang beda," tutur Dian Sastro.

Bukan hanya berkolaborasi melalui yayasan, Dian juga membawakan narasi cerita Timun Mas, yang bisa ditonton di Pameran seni Timun Mas oleh Sejauh Mata Memandang. Pameran ini dibuka untuk umum di Senayan City lantai 1, mulai 8 November 2018 hingga 8 Januari 2019, pukul 10.00 – 22.00 WIB.

Pada saat masuk ke area pameran, Anda akan menemukan jalan seperti maze yang akan membawa pengunjung ke tiga ruangan. Pertama adalah ruangan animasi cerita Timun Mas, kedua adalah instalasi oleh Davy Linggar, dan yang ketiga adalah toko Sejauh Mata Memandang yang menjual semua produk di koleksi ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus