Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, JAKARTA – Tidur merupakan salah satu kebutuhan penting bagi tubuh. Selain mengurangi rasa lelah, tidur yang cukup juga dapat menyeimbangkan kondisi fisiologi dan psikologis. Namun tak jarang, tidur yang seharusnya berfungsi mengembalikan kebugaran tubuh, justru dapat menimbulkan efek sebaliknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Salah satu faktor yang mempengaruhi tidur berkualitas seseorang adalah lampu tidur, terutama perihal menyalakan atau mematikan lampu. Lalu, sejauh mana lampu tidur mempengaruhi efek tidur seseorang? Manakah yang lebih baik, mematikan atau menyalakan lampu ketika tidur?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Setiap orang memiliki kebiasaan tidur yang berbeda-beda. Kebiasan-kebiasaan tersebut apabila dilakukan dapat membuat seseorang tidur lebih mudah, yang akhirnya berdampak bagi kualitas tidur. Salah satu kebiasaan yang mempengaruhi kualitas tidur adalah perihal mematikan dan menyalakan lampu.
Sebagaimana studi yang dilakukan mahasiswa Universitas Diponegoro dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat edisi 2012, cahaya menjadi salah satu faktor penentu kualitas tidur seseorang. Tidur dengan kondisi lampu menyala dapat mengganggu produksi hormon melatonin dan ritme sirkadian.
Hormone melatonin merupakan hormon yang berfungsi mengontrol siklus tidur seseorang dan mengatur suasana hati. Hormon ini dihasilkan di dalam ruangan yang gelap. Sementara itu, ritme sirkadian merupakan jam alami yang dimiliki tubuh manusia yang berfungsi mengontrol irama tubuh, termasuk mengontrol jam tidur. Akibatnya, paparan cahaya di dalam kamar tidur dapat mengakibatkan depresi, sebagaimana diungkapkan oleh healthyline.com.
Selain itu, paparan cahaya pada malam hari saat tidur berpotensi meningkatkan potensi obesitas. Dalam jurnal American Journal of Epidemiology, studi yang dilaksanakan oleh para peneliti University of Oxford mengungkapkan bahwa potensi wanita dengan menyalakan lampu di kamar saat tidur lebih tinggi untuk mengalami obesitas.
Pada April 2013, International Journal of Health Geographics turut menyatakan pancaran cahaya malam hari memiliki efek yang merugikan bagi wanita. Terdapat korelasi antara pencahayaan di malam hari dengan peningkatan potensi kanker payudara. Produksi melatonin yang terhambat mengakibatkan tumbuhnya tumor melalui beberapa proses, melalui adanya gangguan pada fungsi reseptor estrogen, dengan mempengaruhi fungsi termoregulasi dan kekebalan dan mengubah biologi radikal bebas.
Pada akhirnya, tidur merupakan kebutuhan dasar yang diperlukkan oleh tubuh. Untuk memperoleh kualitas tidur yang maksimal, salah satunya dengan mengubah kebiasaan pola tidur guna mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar. Kebiasaan mematikan lampu tidur menjadi langkah awal untuk mendapatkan efek tidur yang cukup.
NAOMY A. NUGRAHENI