Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah kondisi ketika tekanan darah jauh lebih rendah dari yang seharusnya. Keadaan tekanan darah rendah ini dapat terjadi baik sebagai suatu kondisi sendiri atau sebagai gejala dari berbagai kondisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Cleveland Clinic, hipotensi dapat memengaruhi orang dengan gejala yang bervariasi, tergantung pada penyebab dan kecepatan perkembangannya. Penurunan tekanan darah yang lambat, umumnya terjadi seiring bertambahnya usia, sementara penurunan yang cepat dapat menyebabkan kurangnya aliran darah ke bagian tubuh tertentu, berpotensi menghasilkan efek mengganggu atau bahkan berbahaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Biasanya, tubuh dapat mengontrol tekanan darahnya sendiri, mencegah penurunan berlebihan dengan meningkatkan detak jantung atau menyempitkan pembuluh darah. Namun, gejala hipotensi muncul ketika mekanisme kompensasi ini tidak cukup, meskipun banyak orang mungkin tidak menyadari tekanan darah rendah tanpa mengukurnya.
Tekanan darah tergantung pada dua mekanisme utama yaitu fungsi jantung dan resistensi pembuluh darah. Dalam kombinasi dengan efek faktor neurologis dan hormonal, mekanisme ini menentukan sejauh mana tekanan darah akan tinggi atau rendah.
Dikutip dari Medical News Today, berikut beberapa penyebab munculnya hipotensi:
1. Hipotensi ortostatik atau postural
Berdiri dari posisi duduk atau berbaring dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan dapat menyebabkan pusing atau pingsan.
Jika jantung tidak bekerja dengan benar, maka jantung tidak memompa cukup darah untuk menjaga tekanan darah dalam kisaran normal.
3. Kehamilan
Sistem peredaran darah berkembang selama kehamilan, dan ini sering mengakibatkan tekanan darah rendah. Namun hipotensi selama kehamilan jarang menjadi penyebab yang mengkhawatirkan.
4. Setelah makan
Tekanan darah biasanya turun setelah makan, karena usus membutuhkan peningkatan suplai darah untuk pencernaan. Hipotensi setelah makan lebih sering terjadi pada orang tua, terutama mereka yang memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit Parkinson.
5. Ketegangan
Tekanan darah bisa turun saat sedang di kamar mandi, menelan, atau batuk. Semua tindakan ini merangsang saraf vagus, yang mengurangi tekanan darah.
6. Masalah hormon
Kelenjar tiroid membuat dan menyimpan hormon yang membantu mengelola berbagai fungsi tubuh, termasuk detak jantung dan tekanan darah. Kelenjar adrenal mengatur respons stres. Masalah dengan kedua jenis kelenjar ini dipercaya dapat menyebabkan hipotensi.
7. Hipotensi yang dimediasi saraf
Sinyal yang salah antara jantung dan otak dapat menyebabkan tekanan darah rendah.
8. Obat-obatan
Beta-blocker, calcium channel blockers, dan diuretik dapat mengurangi tekanan darah. Selama operasi, profesional kesehatan dapat menurunkan tekanan darah dengan sengaja untuk mengurangi risiko kehilangan darah.
9. Kekurangan vitamin B12
Rendahnya kadar vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan anemia, yang pada gilirannya dapat menyebabkan tekanan darah rendah.
10. Gangguan makan
Pada orang dengan anoreksia nervosa, asupan kalori yang rendah dapat mempengaruhi struktur jantung, sehingga mengurangi tekanan darah. Bulimia nervosa dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, meningkatkan risiko detak jantung tidak teratur dan gagal jantung. Jadi gangguan makan bisa memicu tekanan darah rendah.