Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

10 Tips Puasa Ramadan Aman bagi Penderita Diabetes

Dua endokrinolog membagikan panduan untuk penderita diabetes mengenai bagaimana mengelola puasa Ramadan agar tetap aman.

2 Maret 2025 | 17.36 WIB

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Perbesar
Ilustrasi diabetes. Freepik.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Puasa Ramadan kerap menjadi dilema bagi penderita diabetes. Di satu sisi, mereka ingin menjalankan kewajiban berpuasa selama Ramadan namun di sisi lain terkendala penyakit karena harus menjaga kadar gula darah tetap dalam kisaran sehat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk menjawab dilema tersebut, , Dr Sueziani Zainudin, konsultan senior Layanan Endokrinologi di Sengkang General Hospital (SKH), dan Dr Daphne Gardner, konsultan senior Departemen Endokrinologi dari Singapore General Hospital (SGH) Singapura, membagikan panduan untuk penderita diabetes mengenai bagaimana mengelola puasa Ramadan, dikutip dari healthxchange pada Ramadan 2024.

Sebelum Berpuasa

1. Pahami, tak ada kewajiban berpuasa jika tak sehat

Surat Al-Baqarah Ayat 184-185 menjelaskan puasa Ramadan tidak wajib bagi penderita penyakit kronis atau jika puasa membahayakan kondisi seseorang, misalnya pemilik masalah insulin, gagal ginjal, dan ibu hamil. Sebagai gantinya, Anda diwajibkan memberi makan fakir miskin atau orang yang berpuasa atau membayar fidyah.

2. Keputusan berpuasa sudah dibuat setelah pemeriksaan dokter dua bulan sebelum Ramadan

Keputusan untuk berpuasa sudah harus diambil dua bulan sebelum Ramadan untuk memastikan apakah Anda aman berpuasa dan bagaimana menyesuaikan pengobatan diabetes. Jangan mengambil keputusan sendiri atau menghentikan pengobatan.

3. Sudah latihan sebelumnya

Anda boleh berpuasa Ramadan jika sudah melakukan latihan sebelumnya, misalnya dengan puasa sunat, untuk memastikan tak ada masalah dengan penyakit selama berpuasa.

Saat Berpuasa

1. Jangan lewatkan sahur

Jangan melewatkan makan sahur. Pilih menu makan seimbang dengan jumlah insulin yang tepat dengan pertimbangan Anda tak akan makan sampai matahari terbenam. Jika terlewat sahur lebih baik tak usah puasa.

2. Pilih Makanan dengan indeks glikemik rendah

Pilih makanan dengan indeks glikemik (IG) rendah untuk mencegah kadar gula darah terlalu sering berfluktuasi. Contohnya, pilih beras basmati yang memiliki IG lebih rendah dari beras putih.

3. Minum delapan gelas cairan bebas gula

Usahakan cukup minum dan pilih cairan tanpa gula saat sahur dan buka puasa untuk mengganti cairan yang hilang selama berpuasa, kalau bisa delapan gelas sehari. 

4. Monitor glukosa darah selama berpuasa

Monitor sendiri kadar glukosa darah ketika berpuasa diperbolehkan saat Ramadan. Hal ini dilakukan agar puasa lancar.

5. Cek kadar glukosa darah

Perhatikan bila kadar glukosa darah tinggi, rendah, atau dehidrasi parah. Anda perlu mengenali kondisi ini.

6. Tanda Anda harus membatalkan puasa

Segera batalkan puasa jika mendapati kondisi-kondisi berikut dan Anda bisa membayarnya di hari kemudian.

Kadar glukosa

- Glukosa < 4,0 mmol/L selama puasa
-Glukosa > 16 mmol/L

Tanda hipoglikemia (kadar glukosa rendah)

-Tremor
-Berkeringat
-Palpitasi
-Lapar
-Pusing
-Bingung

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gejala dehidrasi parah
-Pusing
-Bingung

Setelah Buka Puasa

1. Segera berbuka dan makan secukupnya

Jangan tunda buka puasa. Konsumsi banyak cairan dan makanan sehat. Usahakan jangan makan berlebihan saat berbuka puasa. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus