Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Puasa Ramadan kerap menjadi dilema bagi penderita diabetes. Di satu sisi, mereka ingin menjalankan kewajiban berpuasa selama Ramadan namun di sisi lain terkendala penyakit karena harus menjaga kadar gula darah tetap dalam kisaran sehat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk menjawab dilema tersebut, , Dr Sueziani Zainudin, konsultan senior Layanan Endokrinologi di Sengkang General Hospital (SKH), dan Dr Daphne Gardner, konsultan senior Departemen Endokrinologi dari Singapore General Hospital (SGH) Singapura, membagikan panduan untuk penderita diabetes mengenai bagaimana mengelola puasa Ramadan, dikutip dari healthxchange pada Ramadan 2024.
Sebelum Berpuasa
1. Pahami, tak ada kewajiban berpuasa jika tak sehat
Surat Al-Baqarah Ayat 184-185 menjelaskan puasa Ramadan tidak wajib bagi penderita penyakit kronis atau jika puasa membahayakan kondisi seseorang, misalnya pemilik masalah insulin, gagal ginjal, dan ibu hamil. Sebagai gantinya, Anda diwajibkan memberi makan fakir miskin atau orang yang berpuasa atau membayar fidyah.
2. Keputusan berpuasa sudah dibuat setelah pemeriksaan dokter dua bulan sebelum Ramadan
Keputusan untuk berpuasa sudah harus diambil dua bulan sebelum Ramadan untuk memastikan apakah Anda aman berpuasa dan bagaimana menyesuaikan pengobatan diabetes. Jangan mengambil keputusan sendiri atau menghentikan pengobatan.
3. Sudah latihan sebelumnya
Anda boleh berpuasa Ramadan jika sudah melakukan latihan sebelumnya, misalnya dengan puasa sunat, untuk memastikan tak ada masalah dengan penyakit selama berpuasa.
Saat Berpuasa
1. Jangan lewatkan sahur
Jangan melewatkan makan sahur. Pilih menu makan seimbang dengan jumlah insulin yang tepat dengan pertimbangan Anda tak akan makan sampai matahari terbenam. Jika terlewat sahur lebih baik tak usah puasa.
2. Pilih Makanan dengan indeks glikemik rendah
Pilih makanan dengan indeks glikemik (IG) rendah untuk mencegah kadar gula darah terlalu sering berfluktuasi. Contohnya, pilih beras basmati yang memiliki IG lebih rendah dari beras putih.
3. Minum delapan gelas cairan bebas gula
Usahakan cukup minum dan pilih cairan tanpa gula saat sahur dan buka puasa untuk mengganti cairan yang hilang selama berpuasa, kalau bisa delapan gelas sehari.
4. Monitor glukosa darah selama berpuasa
Monitor sendiri kadar glukosa darah ketika berpuasa diperbolehkan saat Ramadan. Hal ini dilakukan agar puasa lancar.
5. Cek kadar glukosa darah
Perhatikan bila kadar glukosa darah tinggi, rendah, atau dehidrasi parah. Anda perlu mengenali kondisi ini.
6. Tanda Anda harus membatalkan puasa
Segera batalkan puasa jika mendapati kondisi-kondisi berikut dan Anda bisa membayarnya di hari kemudian.
Kadar glukosa
- Glukosa < 4,0 mmol/L selama puasa
-Glukosa > 16 mmol/L
Tanda hipoglikemia (kadar glukosa rendah)
-Tremor
-Berkeringat
-Palpitasi
-Lapar
-Pusing
-Bingung
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gejala dehidrasi parah
-Pusing
-Bingung
Setelah Buka Puasa
1. Segera berbuka dan makan secukupnya
Jangan tunda buka puasa. Konsumsi banyak cairan dan makanan sehat. Usahakan jangan makan berlebihan saat berbuka puasa.
Pilihan Editor: Pilihan Makanan Menu Buka Puasa untuk Memulihkan Energi