Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

4 Faktor Penyebab Lansia Panjang Umur hingga 100 Tahun Hasil Riset FKUI

Tim peneliti menemukan empat faktor utama lansia di dua daerah ini bisa panjang umur hingga mencapai usia 100 tahun.

12 Juli 2024 | 14.31 WIB

Ilustrasi warga lanjut usia (Lansia) dan kesehatan jasmani. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Perbesar
Ilustrasi warga lanjut usia (Lansia) dan kesehatan jasmani. ANTARA/Aditya Pradana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian bertajuk Healthy Aging and Longevity (Halo) Project, atas kolaborasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bersama dengan Economic Research Institute of ASEAN and East Asia (ERIA) diadakan di Gili Iyang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur (Jatim) dan Dusun Miduana, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar), yang memiliki populasi lansia sehat hingga berusia 100 tahun. Tim peneliti menemukan empat faktor utama mereka bisa panjang umur hingga mencapai usia 100 tahun dan kesamaan penyebab lansia di kedua wilayah tersebut bisa hidup hingga usia lanjut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kedua wilayah tersebut memiliki geografi dan cuaca wilayah yang sangat kontras. Gili Iyang memiliki iklim panas karena merupakan pulau kecil sedangkan Dusun Miduana beriklim lebih dingin karena berada di dataran yang relatif tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Terdapat kesamaan dalam aspek gaya hidup aktivitas fisik psikologis dan sosial ekonomi lansia di kedua wilayah ini, yang mempengaruhi panjang usia yang sehat dan aktif," kata Ketua Tim Peneliti Halo Project, Profesor Septelia Inawati Wanandi, di Jakarta, Kamis, 11 Juli 2024.

Empat faktor penyebab
Guru Besar Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI itu melalui hasil temuannya memaparkan para lansia di kedua wilayah tersebut sama-sama masih aktif sehari-hari, aktif sejak muda, masih mandiri dalam beraktivitas, serta tetap beraktivitas meski merasakan sedikit rasa sakit. Di bidang sosial ekonomi, mereka tetap menjaga hubungan dengan keluarga dan orang-orang di sekitar, mendapatkan perawatan yang baik dari orang di sekitar, serta senantiasa melakukan aktivitas relijius.

Berikutnya faktor lingkungan. Ia menjelaskan lansia merasa nyaman dengan lingkungan tinggal serta mengetahui nilai positif dan negatif di lingkungan tersebut. Terakhir faktor nutrisi. Ia menyebut lansia di Gili Iyang dan Dusun Miduana sama-sama mengonsumsi makanan sehat, segar, dan bersumber langsung dari alam. Khusus di Gili Iyang, lansia setempat mengonsumsi nasi jagung, ikan laut, dan daun kelor.

"Lebih lanjut diperlukan studi molekuler untuk meneliti faktor genetik dan biologis untuk pendekatan kedokteran yang presisi pada populasi panjang usia penuaan aktif dan sehat di Indonesia," ujarnya.

Dekan FKUI, Profesor Ari Fahrial Syam, menilai penelitian ini merupakan upaya menciptakan generasi lansia panjang umur dan sehat. Ke depan, penelitian akan dilanjutkan untuk menemukan apakah ada faktor genetik yang juga berperan dalam hal tersebut sehingga pada masa yang akan datang temuan tersebut dapat direplikasi di tempat lain di Indonesia.

"Tujuannya adalah bahwa hal-hal positif yang kita dapat dari sini bisa copy paste ke tempat lain," tutur Ari.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus