Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Mata menjadi salah satu organ vital bai manusia yang berfungsi sebagai indra penglihatan. Namun, mata juga bisa mengalami gangguan fungsi, layaknya organ tubuh lainnya. Salah satu gangguan yang dapat dialami oleh mata adalah mata juling atau strabismus. Lantas, apa itu mata juling dan bagaimana pengobatannya?
Gangguan mata juling termasuk kelainan mata yang umum sebab kelainan mata ini dapat dengan mudah ditemukan. Sebagaimana dijelaskan dalam scholar.unand.ac.id, setidaknya 2-5 persen populasi umum menderita mata juling. Ras kaukasia menjadi ras yang paling berisiko menderita mata juling dibandingkan ras non-kaukasia, dengan prosentase sebanyak 2-4 persen.
Mata juling merupakan kondisi kedua mata yang tidak memiliki sumbu penglihatan sejajar sehingga ketika memandang ke sebuah pusat perhatian, antara satu mata dengan mata yang lain tidak sejajar. Dalam artian, satu mata menyimpang dengan memandang ke arah yang lain.
Dilansir dari Jurnal Sistem Informasi edisi 2012, berdasarkan arahnya, mata juling dibedakan menjadi empat jenis, yaitu esotropia (juling ke dalam), eksotropia (juling keluar), hipertropia (mata melenceng ke arah atas), dan hipotropia (mata melenceng ke arah bawah). Anak-anak usia satu sampai tiga tahun menjadi kelompok yang rentan mengalami kelainan mata juling.
Seseorang dapat mengalami mata juling, baik sejak lahir maupun terjadi dalam masa perjalanan hidupnya. Mengutip dari laman rsmataaini.co.id, faktor penyebab mata juling belum diketahui secara pasti. Namun, sebagian kasus mata juling dapat terjadi karena faktor keturunan (herediter), kelainan refraksi, kelainan otak karena sebagian syaraf otak luar bola mata lumpuh, dan penyakit sistemis karena bola mata mengalami kelainan.
Melansir dari repository.dinamika.ac.id, ciri-ciri dari mata juling adalah gerakan mata yang tidak terkoordinasi, penglihatan ganda, dan dialami oleh seseorang berusia lebih dari satu tahun. Untuk pengobatan gangguan mata juling ditentukan berdasarkan tipe mata juling tersebut. Pengobatan awal dilakukan melalui terapi pemulihan kesatuan titik pandang dan pemakaian kacamata atau lensa kontak. Kemudian, tahap selanjutnya dilakukan operasi guna memperbaiki otot penggerak mata.
Pengobatan mata juling harus segera dilakukan, sebagaimana dijelaskan dalam digilib.yarsi.ac.id. Sebab, apabila pengobatan tidak dilaksanakan sesegera mungkin dapat berakibat fatal, berupa ambliopia atau kebutaan fungsional. Hal ini dapat terjadi karena terdapat mekanisme supresi di korteks otak.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: Mata Juling terjadi Karena Keturunan? Simak Kata Dokter Mata
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini