Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Turbinektomi atau operasi pengangkatan turbinat hidung. Prosedur itu bermanfaat untuk orang yang mengalami masalah hidung yang mengganggu pernapasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Healthline, turbinektomi operasi pengangkatan turbinat yang menyumbat hidung. Prosedur ini mengubah bentuk dan posisi turbinat, supaya tidak menghalangi jalur pernapasan. Turbinektomi dilakukan melalui lubang hidung, sehingga tidak meninggalkan bekas luka di wajah pasien.
Kondisi yang membutuhkan turbinektomi?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Healthline, tubinektomi mengatasi pembesaran turbinat dan meringankan sinusitis kronis. Memperbaiki septum menyimpang, meminimalkan mendengkur, mengatasi sleep apnea, dan mengurangi mimisan.
1. Pembesaran turbinat
Mengutip WebMD, turbinat atau konka adalah tulang di hidung yang ditutupi jaringan kelenjar pembuluh darah dan saraf. Turbinat berfungsi mengatur aliran udara melalui hidung dan membawa lendir.
Turbinat juga menjaga kelembapan dan menghangatkan udara yang masuk ke hidung. Namun, dalam beberapa kasus turbinat bisa membesar dan menyumbat hidung. Fungsi turbinat juga bisa hilang ketika terjadi bengkak, alergi, infeksi, dan trauma. Bentuk dan posisi turbinat bisa diubah melalui prosedur turbinektomi supaya tidak menghalangi jalur penapasan.
2. Sinus kronis
Mengutip Mayo Clinic, sinusitis kronis terjadi ketika ruang di dalam hidung dan sinus membengkak dan meradang. Setidaknya selama tiga bulan atau lebih, meskipun telah diobati. Kondisi ini menganggu saluran lendir yang mengakibatkan hidung tersumbat. Akibatnya, sulit bernapas lewat hidung, bagian mata pun bermungkinan bengkak dan nyeri.
Sinusitis kronis disebabkan infeksi maupun pembengkakan polip hidung. Kondisi itu bisa mempengaruhi orang dewasa dan anak-anak.
3. Septum menyimpang
Septum menyimpang terjadi ketika tulang pemisah rongga hidung tidak berada tepat di tengah. Kondisi ini bisa dibawa dari lahir maupun akibat cedera hidung.
Merujuk Cleveland Clinic, septum menyimpang menyebabkan masalah pernapasan, hidung tersumbat dan sakit kepala. Itu juga berisiko mengakibatkan mimisan, sinusitis, sleep apnea, mendengkur, dan bernapas mengeluarkan suara.
3. Sleep apnea
Mengutip Healthline, sleep apnea terjadi akibat adanya gangguan di saluran pernapasan bagian atas. Ini menyebabkan penyempitan jalur penapasan hidung. Sleep apnea ditandai mengorok saat tidur, napas terengah-engah, dan mendengus.
4. Mimisan
Mimisan kondisi hilangnya darah dari jaringan yang melapisi hidung. Pendarahan biasanya terjadi di satu lubang hidung saja. Mengutip Medline Plus, mimisan bisa diakibatkan virus, iritasi, dan kondisi udara. Pengobatan mimisan mencakup kauterisasi yang menggunakan larutan khusus dan alat listrik. Kauterisasi merupakan bagian dari turbinektomi.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.