Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Juru bicara Covid-19 dan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Achmad Yurianto meninggal dunia, Sabtu 21 Mei 2022 d Malang. Penyebab meninggalnya Achmad Yurianto karena kanker usus. Sebelumnya, mendiang sempat menjalani perawatan kanker di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat selama beberapa pekan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kanker bisa tumbuh dan berkembang pada bagian tubuh mana pun, termasuk semua bagian usus. Kanker menyebabkan sel-sel yang berada di sekitar jaringan menjadi tak terkendali. Usus terdiri dari banyak bagian, sehingga jenis kanker usus pun beragam, yaitu kanker usus kecil, kanker usus besar, dan kanker kolorektal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Healthline, meski penyebab kanker hingga sekarang belum bisa dipastikan, namun perkembangannya bisa diketahui saat mulai terjadinya mutasi DNA dalam sel tubuh yang sehat.
Seharusnya, DNA berisi rangkaian informasi yang memberi tahu tugas sel di usus. Namun, ketika DNA sel yang sehat menjadi rusak akibat mutasi, maka sel-sel akan terus membelah secara ganas dan membentuk tumor.
Menghindari Kanker Usus
Mutasi dari berbagai gen yang berbeda bisa menyebabkan kanker. Sehingga, sel-sel kanker akan menyebar dan menghancurkan sel serta jaringan normal lain yang ada di dekatnya. Tidak hanya itu, faktor risiko tertentu seperti genetic dan gaya hidup tidak sehat bisa menjadi penyebab seseorang terkena kanker.
Sehingga, untuk tetap menjaga kesehatan usus, Anda perlu menerapkan beberapa gaya hidup sehat. Melansir dari cancer.org, berikut adalah langkah untuk menghindari terkena kanker usus:
- Lakukan skrining kanker kolorektal.
Skrining adalah tes yang dilakukan dengan mencari kanker sebelum tanda dan gejalanya berkembang. Tes skrining mampu menemukan kanker usus besar atau rektum lebih awal. American Cancer Society merekomendasikan pengujian dimulai bagi orang-orang yang berusia 45 tahun dengan tinggi risiko. Beberapa tes skrining kolorektal juga dapat menemukan dan menghilangkan pertumbuhan pra-kanker (polip) di usus besar atau rektum. Polip bukanlah kanker, tetapi seiring waktu kanker dapat dimulai dari polip.
- Makan banyak sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.
Diet dengan mengonsumsi banyak sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian mampu menurunkan risiko kanker usus besar atau dubur. Selain itu, hindari mengonsumsi makanan yang mengandung daging merah (sapi, babi, atau domba) dan daging olahan (hot dog dan beberapa daging makan siang).
- Melakukan olahraga teratur
Seseorang yang jarang berolahraga memiliki peluang risiko kanker yang lebih tinggi. Orang yang lebih sering berolahraga dan aktif melakukan aktivitas fisik lebih sehat dan memiliki peluang kecil terkena penyakit dalam seperti kanker.
- Mengendalikan berat badan
Kelebihan berat badan atau obesitas mampu meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker usus besar atau dubur. Makan lebih sehat dan meningkatkan aktivitas fisik dapat membantu mengontrol berat badan.
- Menghindari rokok dan alkohol
Orang yang memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol memiliki risiko terkena kanker electoral yang lebih tinggi. Namun, untuk beberapa negara asing yang mayoritas penduduknya memiliki kebiasaan minum alkohol, American Cancer Society merekomendasikan tidak lebih dari 2 gelas sehari untuk pria dan 1 gelas sehari untuk wanita. Satu minuman sama dengan 12 ons bir, 5 ons anggur, atau 1½ ons alkohol sulingan.
RISMA DAMAYANTI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.