Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kanker kolorektal adalah jenis kanker paling umum ketiga di dunia dan pada stadium awal sulit dideteksi. Gejalanya termasuk diare, nyeri perut, dan anemia sehingga sering disalahartikan masalah kesehatan lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belakangan jenis kanker ini ditemukan pada banyak orang muda. Penyebabnya beragam, meski masih belum jelas, seperti keturunan, paparan lingkungan, dan gaya hidup. Jika terdeteksi lebih dini, kanker usus bisa diobati dengan efektif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski demikian, ada cara menjaga usus selalu sehat. Dr. Ursina Teitelbaum, spesialis onkologi dan kepala bagian kanker usus di Pusat Kanker Abramson menyebut lima hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari kanker kolorektal.
Riwayat keluarga
Inilah salah satu faktor risiko yang sangat berpengaruh. Satu dari tiga orang yang didiagnosis punya riwayat kanker kolorektal di keluarga.
Kolonoskopi dan skrining
Kasus kanker kolorektal tumbuh subur di kalangan orang muda. Meski kasus ini hanya dialami 1 persen orang dewasa, penyebarannya yang cepat membuat diagnosis dini dan skrining penting.
"Tak peduli betapa pun sehatnya Anda, jika sudah memasuki usia tertentu perlu melakukan skrining," kata Teitelbaum kepada HuffPost.
Gejala tak lazim dan tak normal
Menurut para dokter, banyak anak muda yang tak sadar gejala kesehatan tak wajar mungkin saja kanker. Tenaga medis pun tak langsung curiga itu kanker karena pasien masih muda sehingga menyebabkan terlambat diagnosis dan penanganan. Teitelbaum pun mengingatkan untuk tak mengabaikan bila ada perubahan kebiasaan seperti sering sembelit, darah pada kotoran, nyeri perut, juga diare dan kelelahan.
Gaya hidup sehat
Meski penyebab pasti kanker usus besar masih belum diketahui, lebih dari setengah kasus akibat gaya hidup tak sehat. Merokok, minum alkohol, gaya hidup sedenter dipercaya bisa meningkatkan risiko kanker usus, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC). Begitu juga dengan pola makan. Konsumsi daging merah, makanan olahan, minuman soda, makanan manis, juga diklaim bisa menambah risiko kanker usus besar.
Jangan sungkan bicara soal BAB
Teitelbaum mengimbau tak perlu sungkan bicara soal buang air besar. Jika merasa ada yang tak wajar saat melakukannya, seperti ada darah di kotoran, tak perlu malu membahasnya. "Kotoran itu seperti status kesehatan dan membicarakannya bisa menyelamatkan nyawa," tuturnya.