Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam dunia modern yang penuh dengan tawaran konsumsi dan trend yang terus berubah, seringkali mudah bagi kita untuk terjebak dalam pola pikir konsumtif alias gaya hidup material.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gaya hidup konsumtif ini tidak hanya mempengaruhi keuangan pribadi, tetapi juga memberikan dampak negatif pada lingkungan dan kesejahteraan sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gaya hidup konsumtif yang berlebih justru sering kali menimbulkan stres, memperbanyak beban pribadi, meningktkan tekanan untuk selalu terlihat menarik oleh orang sekitar, menimbulkan rasa iri, dan berkurangnya kebebasan finansial.
Dilansir dari grottonetwork.com, menurut sosiolog dan profesor emeritus Universitas Georgetown Theodor W. Adorno, terjadinya komodifikasi massal adalah bagian dari industri budaya. Sederhananya, istilah ini mengacu pada obsesi masyarakat terhadap konsumerisme yang pada akhirnya dipicu oleh perusahaan yang mendikte apa yang harus kita beli dan bagaimana kita harus berpikir.
Cara mengurangi gaya hidup dan pemikiran konsumtif
1. Berhenti membanding-bandingkan
Sebagai manusia, sering kali kita membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain dalam berbagai hal. Dilansir dari thesimplicityhabit.com, jika Anda terus-menerus membandingkan diri Anda dengan orang-orang yang memiliki kehidupan jauh berbeda dari Anda, Anda tidak akan pernah bisa mengukurnya dan itu hanya akan membuat Anda merasa tidak eprcaya diri.
Sebaiknya, kita memegang tujuan masing-masing dan jangan khawatir tentang apa yang dilakukan orang lain. Jika Anda ingin hidup sederhana dalam budaya yang berfokus pada konsumerisme, berhentilah membandingkan diri Anda dengan konsumeris.
2. Pahami kelemahan Anda
Dilansir adri becomingminimalist.com, Anda sebagiknya mengenali titik pemicu Anda dalam berkeinginan untuk melakukan konsumerisme. Apakah ada toko tertentu yang mendorong pembelian yang tidak perlu dalam hidup Anda? Apakah ada produk atau harga produk tertentu yang memicu keinginan konsumtif dari Anda? Mungkin ada emosi tertentu (kesedihan, kesepian, kesedihan) yang menimbulkan konsumsi tanpa berpikir. Identifikasi, kenali, dan pahami kelemahan-kelemahan ini, sehingga gaya hidup dan pemikiran konsumtif Anda berkurang.
3. Gantikan fast purchasing dengan slow purchasing
Dikutip dari theminimalistvegan.com, Ketika kita mulai kehilangan kendali atas kebiasaan konsumsi kita, hal ini biasanya terjadi karena kita mengambil keputusan yang cepat dan impulsif. Kita secara reaktif mengatakan ya pada hal-hal yang belum sepenuhnya kita pikirkan dan malah terbawa emosi. Emosi memang dibutuhkan dalam mengambil keputusan, namun pikiran kita harus tetap mengarahkan kita tidak melakukan hal-hal yang tidak perlu.
Salah satu cara untuk memastikan bahwa pikiran Anda ada di kendali adalah dengan memperlambat proses pembelian Anda. Cara paling sederhana untuk melakukannya adalah dengan menuliskan daftar hal-hal yang Anda perlukan atau inginkan, lalu luangkan waktu untuk meneliti pilihan terbaik. Berikan ruang pada proses daripada bertindak tergesa-gesa.
4. Perpanjang umur barang Anda
Memperbaiki barang-barang Anda bukan hanya cara efektif untuk mengurangi konsumsi, namun juga bermanfaat bagi lingkungan. Misalkan Anda memiliki keterampilan merajut sweter atau menata ulang meja kopi Anda.
Dalam hal ini, Anda mungkin sudah memanfaatkan bakat Anda. Namun jika Anda seperti saya dan tidak memiliki keterampilan perdagangan khusus, Anda dapat mencari dukungan dari komunitas Anda. Walaupun harganya relatif lebihm mahal, membeli barang yang berkualitas baik dan tahan lama juga dapat mengurangi pembelian Anda.
5. Fokus pada tujuan Anda
Dilansir dari, thesimplicityhabbit.com, melawan arus bukanlah hal yang mudah. Anda harus memiliki tujuan dan motivasi spesifik di baliknya agar dapat terus maju. Mengetahui alasan di balik tujuan Anda serta visi yang jelas akan terus mendorong Anda maju karena Anda jelas mengenai tujuannya.
Jika Anda ingin gaya hidup sederhana dalam budaya yang berfokus pada konsumerisme, tetaplah fokus pada tujuan dan misi Anda. Terus ambil langkah berikutnya dalam perjalanan Anda menuju kehidupan yang Anda inginkan.
Pilihan editor: Frugal Living: Pengertian dan Cara Menerapkannya