Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

5 Gejala Sindrom Metabolik yang Jarang Diperhatikan

Sindrom metabolik bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2 namun gejalanya sering tidak diperhatikan.

2 September 2024 | 11.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mengubah pola hidup yang sehat bermanfaat untuk mencegah penyakit metabolik, seperti diet Mediterania, menambah asupan serat, bergerak secara teratur, dan kelola stres. Salah satu penyakit adalah sindrom metabolik atau sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyakit ini bisa diketahui jika melakukan tes darah rutin. Namun, penyakit metabolik sebenarnya sudah menunjukkan gejala tersembunyi yang mungkin jarang diperhatikan seperti berikut ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Haus yang berlebihan
Dikutip dari Eating Well, ahli gizi Kery Conlon mengatakan rasa haus yang berlebihan dan keinginan buang air kecil yang meningkat adalah tanda peringatan dini gula darah mungkin berada di atas kisaran normal. "Salah satu kriteria sindrom metabolik adalah gula darah tinggi di atas 100 mg/dL, yang dapat mengindikasikan resistensi insulin," kata Conlon.

Selalu merasa lelah
Banyak alasan orang merasa lelah seperti kurang tidur, makan makanan yang tidak seimbang, stres. Tetapi jika sering merasa lelah, bisa jadi itu merupakan gejala gula darah tinggi. "Kadar gula darah tinggi menandakan regulasi energi tubuh perlu diperhatikan,” jelas Andrea Hinojosa, pendiri Honest Health & Wellness.

Perubahan pada kulit
Jika ada perubahan besar pada kulit, bisa jadi itu tanda tersembunyi sindrom metabolik. Kutil kulit adalah pertumbuhan kecil yang tidak berbahaya yang disebut akrokordon. Meski kutil kulit dapat berkembang akibat penuaan dan penyebab lain yang tidak diketahui, kutil kulit juga terkait diabetes dan resistensi insulin. Tanda lain gangguan metabolik adalah bercak-bercak kulit yang gelap dan lembut yang disebut akantosis nigrikans. Bercak-bercak ini sering berkembang di bagian belakang leher, ketiak, dan selangkangan.

Kesemutan dan mati rasa di kaki
Jika kaki terasa nyeri, terbakar, kesemutan, dan kebas pada kaki, Anda mungkin mengalami sindrom metabolik. "Resistensi insulin, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan kadar kolesterol abnormal dapat merusak saraf dan pembuluh darah di tungkai bawah, yang menyebabkan neuropati perifer dan penyakit pembuluh darah," kata podiatris Adam Hotchkiss.

Sering sakit kepala
Banyak penyebab sakit kepala, seperti dehidrasi, stres, penggunaan layar secara berlebihan. Namun, mungkin mengejutkan mengetahui sakit kepala parah dan migrain dikaitkan dengan hipertensi, menurut penelitian.

Kedua kondisi tersebut mungkin memiliki penyebab dasar yang sama. Itulah sebabnya keduanya dapat terjadi bersamaan. Namun, biasanya hipertensi tidak menyebabkan sakit kepala kecuali tekanan darah sangat tinggi. Untuk mencegahnya datangi pusat layanan kesehatan dan minta pemeriksaan darah rutin, mengukur tekanan darah, dan mengukur lingkar pinggang.

"Melakukan pemeriksaan laboratorium secara teratur memungkinkan Anda memantau kesehatan sehingga dapat mengambil tindakan sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Rhyan Geiger, pakar diet yang berkantor di Phoenix.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus