Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom metabolik rentan meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke. Kumpulan lima faktor risiko sindrom ini, yaitu tekanan darah tinggi, gula darah melonjak, kelebihan lemak di pinggang, trigliserida tinggi, dan rendah kolesterol baik (HDL).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Riwayat salah satu faktor risiko berkemungkinan mengembangkan penyakit kardiovaskular. Memiliki tiga atau lebih faktor risiko meningkatkan kemungkinan komplikasi gangguan kesehatan atau sindrom metabolik.
Faktor Risiko Sindrom Metabolik
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Faktor risiko Sindrom Metabolik terkait pula dengan obesitas. Dua faktor risiko yang didefinisikan oleh National Heart, Lung, and Blood Institute, yaitu obesitas sentral dan resistansi insulin.
Obesitas sentral kondisi kelebihan lemak di bagian tengah dan atas tubuh. Resistansi insulin membuat tubuh sulit menggunakan gula. Kurang olahraga salah satu faktor yang meningkatkan risiko sindrom metabolik.
Diagnosis sindrom metabolik, biasanya dokter melakukan beberapa tes yang berbeda. Hasil dari tes ini akan digunakan untuk mencari tiga atau lebih tanda gangguan tersebut. Dikutip dari Healthline, tes dan tingkat risiko yang diperiksa:
1. Lingkar pinggang
Dokter akan mengukur lingkar pinggang untuk melihat kecenderungan faktor risikonya.
2. Trigliserida darah puasa
Pemeriksaan trigliserida darah dilakukan saat uji panel lipid setelah puasa. Kadar setara atau lebih besar dari 150 miligram per desiliter (mg/dL) darah menunjukkan faktor risiko.
3. Tingkat kolesterol
Panel lipid juga akan menunjukkan kadar kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Tingkat HDL 40 mg/dL pria atau 50 mg/dL wanita dianggap berisiko.
4. Tekanan darah
Tekanan darah sistolik dalam kisaran 130 milimeter air raksa (mmHg) atau lebih tinggi menunjukkan adanya risiko. Begitu pula jika tekanan darah diastolik 85 mmHg.
5. Kadar glukosa darah puasa
Tes glukosa darah ini juga dilakukan setelah puasa. Pembacaan 100 mg/dL atau lebih besar dianggap sebagai faktor risiko sindrom metabolik.
Pilihan Editor: Kiat Mencegah Sorry Syndrome atau Sindrom Maaf