Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - World Health Organization (WHO) menyarankan untuk tidak menggunakan pemanis buatan. Rekomendasi dari organisasi kesehatan dunia ini didasarkan pada tinjauan terhadap bukti-bukti yang ada.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bukti-bukti tersebut menunjukkan bahwa pemanis buatan tidak membantu mengontrol massa tubuh atau mengurangi risiko penyakit yang berhubungan dengan berat badan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir Mayo Clinic, berikut adalah efek pemanis buatan yang perlu Anda ketahui:
1. Meningkatkan nafsu makan
Dibandingkan dengan gula atau air, mengonsumsi aspartam secara teratur dikaitkan dengan peningkatan asupan kalori, rasa lapar, dan keinginan mengonsumsi gula.
2. Penambahan berat badan
Kebanyakan orang beranggapan bahwa pemanis buatan akan membantu menurunkan berat badan atau manajemen berat badan karena tidak mengandung kalori. Namun, ada bukti yang mengaitkan konsumsi soda diet dalam jangka panjang dengan peningkatan lemak tubuh pada orang dewasa yang lebih tua dan lebih tinggi pada anak-anak. Penelitian ini masih terus dikembangkan untuk lebih memahami korelasi antara pemanis buatan dan penambahan berat badan.
3. Peningkatan risiko stroke dan penyakit jantung
Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh American Heart Association menemukan bahwa sering mengonsumsi minuman berpemanis buatan pada usia pertengahan dan akhir hidup dikaitkan dengan risiko stroke yang lebih tinggi dan penyakit terkait jantung lainnya.
4. Peningkatan risiko sindrom metabolik
Asupan pemanis buatan dikaitkan dengan perkembangan sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah istilah untuk sejumlah faktor risiko yang meningkatkan risiko masalah kesehatan utama seperti penyakit jantung, diabetes, dan stroke. Faktor-faktor risiko ini termasuk lemak di sekitar lingkar pinggang, kadar trigliserida tinggi, kolesterol HDL rendah, tekanan darah tinggi, dan gula darah tinggi.