Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

6 Kesalahan Orang Tua yang Membuat Anak Tidak Percaya Diri

Meskipun tampak sepele, kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan orang tua ini dapat berdampak besar pada perkembangan psikologis anak.

15 Januari 2025 | 10.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi orang tua memarahi anak/anak menangis. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Membesarkan anak memerlukan tanggung jawab yang besar dan penuh tantangan. Setiap orang tua tentu ingin memberikan yang terbaik untuk anak, termasuk membantu mereka membangun rasa percaya diri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun dalam prosesnya, sering kali terdapat tindakan atau ucapan yang tanpa disadari justru mengikis rasa percaya diri anak. Kesalahan-kesalahan kecil ini, meskipun tampak sepele, dapat berdampak besar pada perkembangan psikologis anak dalam jangka panjang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut beberapa kesalahan yang dilakukan orang tua yang dapat merusak rasa percaya diri anak:

1. Membandingkan dengan orang lain

Dilansir dari Antara, pernyataan seperti “mengapa kamu tidak bisa seperti temanmu?” dapat melukai perasaan anak. Perbandingan semacam ini membuat anak merasa tidak mampu dan bahkan dapat menimbulkan perasaan tidak suka terhadap orang yang dibandingkan dengannya. Sebaiknya, orang tua lebih fokus pada kekuatan dan kelebihan unik anak, misalnya dengan memberikan pujian personal.

2. Melindungi secara berlebihan

Keinginan untuk melindungi anak dari kegagalan atau kekecewaan adalah hal yang wajar. Namun jika perlindungan ini berlebihan, anak tidak akan belajar menghadapi tantangan. Membiarkan mereka menyelesaikan masalah kecil sendiri, seperti menyelesaikan tugas rumah, membantu mereka memahami bahwa mereka mampu mengatasi rintangan.

3. Sikap terlalu protektif

Dikutip dari Sampoerna Academy, Orang tua yang selalu ingin melindungi anak dari kesulitan dapat menghambat mereka untuk belajar mandiri. Anak perlu diberi kesempatan mencoba hal baru, menghadapi kegagalan, dan mencari solusi atas masalah mereka sendiri.

4. Tidak melibatkan anak dalam tanggung jawab

Memberi anak tugas rumah tangga yang sesuai dengan kemampuannya, seperti mencuci piring atau merapikan kamar, dapat mengajarkan mereka tanggung jawab dan meningkatkan rasa percaya diri.

5. Tidak menghargai usaha anak

Pengakuan atas usaha anak, baik besar maupun kecil, sangat penting. Apresiasi dari orang tua memberikan dorongan bagi anak untuk terus berkembang.

6. Menetapkan ekspektasi yang tidak realistis

Harapan orang tua yang terlalu tinggi dan kaku dapat membuat anak merasa tertekan. Sebaliknya, ekspektasi yang realistis dan seimbang membantu anak merasa didukung dan lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus