Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Istilah teh pertama kali muncul pada tahun 1690, saat ilmuwan Jerman bernama E. Kaempfer meneliti chanoyu atau sado, tradisi dan itual minum teh di Jepang. Dilansir dari buku Sejarah dan Tradisi Minum Teh, karya Murdijati Gardjito dan Dimas Rahadian, minuman tersebut diyakini dibawa ke Jepang oleh biksu dari Cina.
Namun, di Cina sendiri tidak ditemukan bukti tertulis tentang asal usul pengolahan daun teh menjadi minuman. Cerita populer yang berkembang, pada sekitar 2737 SM, tanaman itu tak sengaja terhembus angin dan masuk ke kuali Kaisar Shen Nung. Sang kaisar meminum air rebusan berisi teh dan merasa airnya lebih sedap daripada air panas biasa. Sejak itu, teh diseduh dan menyebar.
Teh merupakan minuman berkafein yang diperoleh dari infusi daun, pucuk daun, atau tangkai daun kering tanaman Camellia sinensis yang diseduh menggunakan air panas. Teh yang berasal dari tanaman ini terbagi menjadi empat jenis utama, yaitu teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.
Teh telah menjadi bagian integral dari budaya dan kebiasaan sehari-hari di banyak negara. Minuman ini tidak hanya menawarkan rasa yang nikmat, tetapi juga berbagai manfaat kesehatan yang signifikan bagi tubuh. Berikut adalah beberapa manfaat teh yang patut diperhatikan.
1. Sumber Antioksidan
Teh kaya akan senyawa antioksidan, terutama polifenol seperti katekin dan flavonoid. Senyawa-senyawa ini berfungsi untuk melawan radikal bebas dalam tubuh, yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi terhadap berbagai penyakit kronis, termasuk kanker dan penyakit jantung. Dengan mengonsumsi teh secara teratur, kita dapat meningkatkan pertahanan tubuh terhadap stres oksidatif.
2. Menurunkan Kolesterol Jahat
Konsumsi teh, terutama teh hitam, diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Dilansir dari kemkes.go.id, penelitian menunjukkan bahwa teh dapat membantu memperbaiki profil lipid darah, sehingga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Ini sangat penting mengingat tingginya prevalensi penyakit jantung di masyarakat saat ini.
3. Meningkatkan Kesehatan Jantung
Teh juga berkontribusi pada kesehatan jantung dengan cara mengurangi tekanan darah dan meningkatkan fungsi pembuluh darah. Flavonoid dalam teh membantu menjaga elastisitas pembuluh darah dan mencegah peradangan, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung.
4. Mengatur Gula Darah
Dilansir dari kalbarprov.go.id, bagi penderita diabetes atau mereka yang berisiko tinggi, mengonsumsi teh dapat membantu menurunkan kadar gula darah setelah makan. Teh hitam dan teh hijau telah terbukti meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi glukosa postprandial, sehingga membantu dalam pengelolaan diabetes.
5. Meningkatkan Kesehatan Usus
Teh memiliki efek positif pada kesehatan usus dengan mendorong pertumbuhan bakteri baik dan menghambat pertumbuhan bakteri jahat. Dilansir dari acehprov.go.id, polifenol dalam teh berperan penting dalam menjaga keseimbangan mikrobiota usus, yang penting untuk pencernaan dan kesehatan secara keseluruhan.
6. Meningkatkan Fokus dan Kewaspadaan
Kandungan kafein dalam teh, meskipun lebih rendah dibandingkan kopi, dapat meningkatkan fokus dan kewaspadaan mental. Kombinasi kafein dengan asam amino L-theanine dapat membantu meningkatkan perhatian sambil memberikan efek relaksasi.
7. Menurunkan Risiko Stroke
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi teh secara teratur dapat mengurangi risiko stroke. Dilansir dari kalbarprov.go.id, teh hitam khususnya telah dikaitkan dengan penurunan kejadian stroke berkat kemampuannya dalam meningkatkan kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan.
ANGELINA TIARA PUSPITALOVA | KEMKES.GO.ID | ACEHPROV.GO.ID | KALBARPROV.GO.ID
Pilihan Editor: Mahasiswa Unair Usung Terapi Kanker Payudara Memanfaatkan Daun Teh di Pimnas
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini