Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana mengatakan bahwa menu dalam Makan Bergizi Gratis atau MBG tidak ditetapkan secara oleh nasional dan bisa ditetapkan menurut potensi sumber daya di setiap daerah. Dadan mengatakan kemungkinan dalam seporsi menu MBG menggunakan serangga yang dapat dikonsumsi dan menjadi alternatif untuk pemenuhan kebutuhan protein.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mungkin saja ada satu daerah suka makan serangga (seperti) belalang, ulat sagu, bisa jadi bagian protein," kata Kepala BGN Dadan dalam pemaparannya di Rapimnas Perempuan Indonesia Raya (Pira) Gerindra, Jakarta pada Sabtu, 25 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Dadan melanjutkan bahwa nantinya di setiap satuan pelayanan program ini, BGN akan merekrut ahli gizi yang bertujuan untuk menyusun menu lokal yang berbasis dengan potensi sumber daya maupun kesukaan di tiap-tiap daerah.
Adapun BGN telah menetapkan standar komposisi gizi untuk seporsi makan bergizi gratis. Dalam sepiring menu yang akan dikonsumsi pelajar harus mengandung 30 persen protein, 40 persen karbohidrat, dan 30 persen serat.
Kandungan Nutrisi Belalang-Ulat Sagu
Belalang dan ulat sagu berkemungkinan menjadi salah satu serangga yang disebutkan oleh Kepala BGN sebagai alternatif pemenuhan protein dalam menu MBG. Di beberapa daerah di Indonesia, seperti Gunungkidul, belalang goreng telah menjadi makanan khas daerah tersebut. Belalang goreng ini berbahan dasar belalang jati yang dibumbui dengan garam dan rempah.
1. Nutrisi Belalang
Belalang memiliki beragam jenis varietas dan kandungan nutrisi yang penting dan baik bagi kesehatan tubuh, seperti vitamin, protein, dan mineral. Diketahui bahwa pada belalang segar, kandungan protein adalah 20 persen.
Sementara itu, pada belalang kering mengandung protein sekitar 40 persen. Tidak hanya pada daging belalang, kulit belalang pun mengandung nutrisi berupa zat kitosan yang seperti terdapat pada udang. Nutrisi lainnya yang terdapat dalam belalang adalah vitamin A dan dapat memenuhi 25 persen hingga 30 kebutuhan vitamin A.
Menurut Guru Besar Ilmu Gizi IPB, Ahmad Sulaiman, protein yang terdapat dalam belalang dapat dimanfaatkan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
“Protein ini sangat penting untuk pertumbuhan. Kalau tubuh kekurangan protein, penyerapan dan fungsi zat lain di dalam tubuh tidak optimal. Berkaitan dengan belalang, di Indonesia, pemanfaatannya belum digali secara maksimal supaya lebih menarik dan dapat diterima oleh masyarakat,” kata Ahmad, dikutip dari laman Fakultas Teknologi Pertanian IPB
2. Nutrisi Ulat Sagu
Berbeda halnya dengan belalang, ulat sagu di beberapa daerah di Indonesia juga dijadikan sebagai santapan lokal khas daerah tersebut, seperti di Papua. Ulat sagu adalah salah satu jenis serangga yang merupakan sumber makanan bergizi yang di sisa bagian batang pohon sagu setelah pati sagu dihilangkan.
Ulat sagu adalah sumber makanan yang kaya energi dan sering dimakan mentah maupun dapat diolah dengan cara dipanggang maupun digoreng. Adapun komposisi nutrisi dari ulat sagu dalam ukuran 100 gram berat kering mengandung sekitar 25,8 gram protein, 38,5 gram lemak, 2,1 gram abu, 33,2 gram karbohidrat, dan 583 energi (kkal).
Selain mengandung kaya akan nutrisi, ulat sagu juga dikenal baik untuk pencernaan seperti mencegah risiko sembelit dan perut kembung. Ulat sagu kaya akan kalsium dan magnesium sehingga dapat memperkuat tulang dan gigi.
Tidak hanya itu, bagi penderita diabetes, ulat sagu dapat dikonsumsi dengan aman sebab mengandung rendah gula dan membantu menjaga kadar gula. Ulat sagu juga memberikan penghalang pelindung terhadap mikroorganisme sebab memiliki sifat antimikroba.
Eiben Heizar, Puspita Amanda Sari, Novali Panji Nugroho, dan Puspita Safira Pitaloka berkontribusi dalam penulisan artikel ini.