Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ahli kesehatan yang juga Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020 Tjandra Yoga Aditama mengusulkan Jakarta memiliki rumah sakit dengan konsep tanpa dinding sebagai upaya mewujudkan kota sehat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Konsep dari rumah sakit tanpa dinding (hospital without wall) di Jakarta tidak hanya melayani kesehatan pasien yang datang tetapi juga turut berperan dalam kesehatan wilayah sekitarnya," kata dia dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 27 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tjandra mengatakan rumah sakit dengan konsep tersebut perlu dihadirkan sebab kesehatan lingkungan memiliki andil besar bagi masyarakat. Hal ini dia sampaikan sebagai masukkan serta aspek yang perlu menjadi perhatian pemerintah termasuk calon kepala daerah dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2024. Kesehatan menjadi satu subtema yang diangkat dalam debat kedua pada 27 Oktober ini.
Menurut Tjandra, Jakarta sebagai kota besar atau mega city idealnya dapat menjadi pusat terwujudnya kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan yang baik. Oleh karena itu, kesehatan harus menjadi aset terpenting. Kota termasuk Jakarta, sambung dia, adalah meta-sistem dan kesehatan warga kota dipengaruhi oleh interaksi multipel (multiple interactions) dan umpan balik multidireksional (multidirectional feedback).
Lalu, guna menjaga kesehatan di kota memerlukan berbagai aksi (multiple actions) oleh berbagai aktor (multiple actors) di berbagai tingkatan (every level).
Dalam hal ini, kata Tjandra, dibutuhkan advokasi pada pemangku kebijakan untuk melakukan pendekatan agar perencanaan pembangunan kota dilakukan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan kesejahteraan berkesinambungan. "Kegiatan ini tentu memerlukan partisipasi aktif masyarakat kota dan pendekatan seluruh kelompok sosial masyarakat," ujar dia.
Tjandra yang pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan menambahkan bahwa para calon Gubernur DKI Jakarta perlu pula memikirkan solusi terbaik menangani polusi udara. Ia meminta masyarakat diberikan akses soal informasi tentang kadar polusi udara secara rinci dan berkala kepada masyarakat secara lebih luas dan mudah dipahami. Kalau ada warga negara yang mengalami gangguan kesehatan, atau kelompok ber risiko yang rentan terkena gangguan akibat polusi udara, maka pemerintah berkewajiban agar semua warga negara punya akses pada pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya tanpa harus membebani ekonominya, inilah yang disebut konsep "Universal Health Coverage - UHC".
Hal ke lima, tentang kesehatan di mega city atau kota metropolitan yang penduduknya lebih dari 10an juta maka jelas perlu dua motto penting bagi Jakarta. Ke satu, kesehatan harus menjadi aset terpenting sebuah kota (“health should be every city’s greatest aset”), dan ke dua mega city yang ideal adalah kota metropoliutan yang menjadi episenter terwujuddnya kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan yang baik (“the ideal megacity is an epicenter for good health, safety, and wellbeing”).