Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kentut adalah fungsi tubuh normal dan terjadi beberapa kali sehari. Ketika makanan dicerna tubuh akan memproduksi gas dalam usus yang perlu dikeluarkan dari tubuh. Gas juga terakumulasi di tubuh saat kita menelan udara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tanpa kentut, gas akan terperangkap di perut dan menimbulkan rasa tak nyaman. Mengeluarkan gas memang normal namun ada kondisi di mana proses alami ini justru perlu perhatian khusus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kentut memang normal tapi ada masalah tertentu jika kentut terlalu sering atau berbau busuk. Terkadang hal ini menandakan ada masalah kesehatan di baliknya. Kentut biasanya tak akan membuat cemas dan sebagian orang melakukannya lebih sering dari yang lain," papar Dr. James O'Donovan kepada 200 ribu pengikutnya di kanal YouTube.
"Faktanya, apa yang normal buat sebagian orang mungkin berpengaruh pada hidup atau Anda merasa kentut terlalu sering atau berbau, itu yang perlu diperhatikan," tambahnya.
Ia pun menyarankan untuk periksa ke dokter bila mengalami lima hal ini:
-Kentut sampai mempengaruhi hidup dan tak membaik dengan obat.
-Mengalami sakit perut atau kembung yang tak kunjung sembuh atau kambuh lagi.
-Terus mengalami diare atau sembelit.
-Berat badan turun tanpa direncanakan.
-Ada darah dalam kotoran selama tiga minggu.
Penyebab kentut berlebihan dan bau busuk
O'Donovan mengatakan banyak penyebab kentut berlebihan dan bau busuk. "Kentut berlebihan atau berbau busuk bisa terjadi ketika Anda menelan banyak udara atau menyantap makanan yang sulit dicerna. Kadang ini juga merupakan gejala kondisi kesehatan tertentu.
Untuk menghindari sering kentut dan berbau, ia menyarankan empat langkah berikut:
-Makan dalam porsi kecil namun lebih sering.
-Minum atau kunyah makanan secara perlahan dengan mulut tertutup.
-Rutin berolahraga untuk memperbaiki sistem pencernaan.
-Minum teh pepermin.
Pilihan Editor: Susah Kentut? Hati-Hati Bisa Jadi Gejala Penyakit Berikut