Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Melakukan pengecekan tekanan darah sudah diimbau sejak seseorang lahir sebab, tekanan darah bisa naik kapan saja. Apabila tinggi, ini pun bisa menyebabkan banyak masalah kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari segi lokasi pengecekan tekanan darah, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI), Tunggul D. Situmorang, menyarankan untuk melakukannya di rumah. Alasannya, di rumah angka yang dihasilkan bisa lebih akurat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa faktor pun mempengaruhi ini. Pertama, dari segi sindrom white coat hypertension atau hipertensi jas putih. Tunggul mengatakan bahwa tidak sedikit orang yang mengalami ketakutan untuk mengecek tekanan darah ke dokter sehingga saat pergi ke rumah sakit, mereka justru panik dan menyebabkan tekanan darah melonjak.
“Itu kenapa saya sarankan di rumah saja. Karena banyak yang takut ketemu dokter,” katanya dalam acara "Gerakan Peduli Hipertensi: Kendalikan Hipertensi, Sayangi Ginjalmu" di Jakarta pada 17 Oktober 2019.
Ilustrasi memeriksa tekanan darah. REUTERS/Fabrizio Bensch
Alasan lain, Tunggul mengatakan bahwa waktu yang paling tepat untuk mengecek tekanan darah adalah saat pagi hari, khususnya setelah bangun tidur dan sudah buang air besar maupun kecil.
“Tekanan darah pada waktu itu sangat stabil. Kalau Anda pergi ke rumah sakit, gerakan menuju ke sana akan mempengaruhi tekanan darah,” ujarnya
Usai melakukan pengukuran, angka yang menentukan jika seseorang mengalami hipertensi atau tidak menurut Tunggul adalah di atas 139 mmHg.
“Tapi ini bukan sekali, dua kali pengecekan. Harus berkali-kali dan diteguhkan dengan pemeriksaan di dokter juga,” katanya.