Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Anak Diare, Sebaiknya Diberi Oralit atau Obat?

Tidak sedikit orang tua yang panik saat anaknya mengalami diare. Sebaiknya diberi oralit dulu atau obat diare anak?

10 Maret 2020 | 08.00 WIB

Pekerja melakukan pengepakan obat oralit di pabrik  PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi
Perbesar
Pekerja melakukan pengepakan obat oralit di pabrik PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak sedikit orang tua yang panik saat anaknya mengalami diare sehingga menganggap kondisi ini hanya bisa diatasi dengan obat. Padahal, pemberian obat diare anak bukanlah solusi yang tepat, kecuali dokter mengatakan sebaliknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan keluarnya feses dalam bentuk cairan dan berlangsung beberapa kali dalam sehari. Diare pada anak biasanya disebabkan oleh infeksi virus yang dapat membaik dengan sendirinya, namun tidak jarang juga disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ketika diare, anak biasanya juga akan mengalami gejala yang menyertai, seperti demam dan tidak nafsu makan. Tidak jarang juga diare dibarengi dengan mual dan muntah atau dikenal juga sebagai penyakit muntah dan berak alias muntaber.

Hal yang paling dikhawatirkan ketika anak diare adalah dehidrasi akibat terlalu banyaknya cairan yang keluar dari tubuh anak. Kondisi ini dapat mengakibatkan dehidrasi yang membahayakan nyawa anak.

Gejala dehidrasi yang patut diwaspadai oleh orang tua :

-Bibir, mulut, dan lidah terlihat kering
-Anak tidak mengeluarkan air mata ketika menangis
-Anak tidak buang air kecil selama lebih dari 3 jam
-Detak jantung anak lebih cepat dari biasanya.

Meskipun dehidrasi merupakan tanda kegawatdaruratan, meminumkan obat diare anak bukanlah solusi mengatasi atau mencegah masalah tersebut. Bahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyatakan pemberian obat diare anak justru bisa menghadirkan efek buruk pada anak.

Meski demikian, terdapat cara lain untuk meredakan diare pada anak sekaligus menghindarkan si kecil dari dehidrasi, seperti:

1. Memberikan oralit
Oralit, yang juga disebut solusi rehidrasi oral, merupakan cairan yang diberikan untuk membantu mengembalikan elektrolit yang keluar dari tubuh melalui feses anak yang encer. Anda bisa membuat oralit sendiri dari campuran air hangat, gula, dan garam, tapi beberapa apotek atau toko obat juga menyediakan oralit kemasan dengen berbagai rasa maupun merek dagang.

Larutan ini dapat diminumkan beberapa mililiter dalam 15-30 menit sekali atau sesuai rekomendasi dokter. Oralit kerap dianggap sebagai obat diare anak karena dapat membantu penyerapan sodium, potasium, dan air ke dalam tubuh sehingga feses anak akan lebih padat.

Oralit dibutuhkan mengingat konsumsi air putih saja tidak cukup untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit dalam tubuh anak saat diare. Memberi minuman kesehatan yang mengandung elektrolit juga tidak disarankan bagi anak-anak karena mengandung gula tinggi yang dikhawatirkan membuat lebih banyak air masuk ke usus sehingga mengakibatkan feses tambah cair.

2. Memberikan probiotik
Penelitian mengungkap bahwa minuman probiotik (terutama yang mengandung Lactobacillus) dianggap sama seperti obat diare anak. Probiotik merangsang bakteri baik dalam usus untuk melawan bakteri jahat yang menyebabkan diare dan menteralisir racun.

Probiotik juga terbukti dapat meringankan gejala diare akut pada anak, termasuk yang disebabkan oleh gastroenteritis. Anak yang minum probiotik juga mengalami diare lebih singkat dibanding mereka yang tidak mengonsumsinya, meski klaim ini masih perlu penelitian lebih lanjut.

3. Suplemen zinc
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga merekomendasikan pemberian suplemen zinc saat diare, terutama pada anak di bawah usia 5 tahun. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya defisiensi zinc karena infeksi virus diare, terutama pada anak yang tinggal di wilayah dengan tingkat sosio-ekonomi rendah.

Meski demikian, pemberian suplemen zinc kadang menimbulkan efek samping berupa muntah sehingga tidak sembarang anak boleh meminum suplemen ini. Jika dokter anak Anda meresepkan suplemen zinc, kemudian anak muntah, konsultasikan dengan dokter tersebut atau minta second opinion dari dokter lain yang berbeda.

SEHATQ

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus