Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Anak Kecanduan Main Game Online, Efeknya pada Fisik dan Psikis

Spesialis kejiwaan menjelaskan kecanduan terhadap game online yang tidak teratasi bisa mengganggu fungsi otak, selain fisik yang juga bermasalah.

1 Agustus 2019 | 17.50 WIB

Ilustrasi video game. Sumber: Korea e-Sports Association via Facebook/asiaone.com
Perbesar
Ilustrasi video game. Sumber: Korea e-Sports Association via Facebook/asiaone.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kecanduan game online bisa mempengaruhi psikis anak jika berlangsung secara terus menerus dan tidak segera diatasi. Kepala Sub Direktorat Masalah Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja, dr Lina R. Mangaweang Sp.Kj., mengatakan, dampak psikis yang terjadi pada anak akibat kecanduan game bisa membuatnya menjadi cemas, mudah tersinggung, dan konsentrasi yang menurun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Psikis anak jadi cemas, gampang tersinggung, karena kurang tidur, emosi mudah terpancing, konsentrasi terganggu. Kalau adiksinya tidak diatasi bisa mengganggu fungsi kognitif," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Lina menjelaskan kecanduan terhadap game yang tidak teratasi bisa mengganggu fungsi otak, seperti fungsi eksekutif yang berpengaruh dalam proses merencanakan dan menentukan. Selain itu, anak yang kecanduan game dan memainkannya setiap hari juga bisa berpengaruh pada interaksi sosialnya yang memburuk.

Mendamaikan Anak dengan Gadget

"Keterampilan sosialnya bisa berkurang karena sering bermain game online. Anak bisa menjadi egosentris, individualistis, dan nantinya akan kesulitan bekerja bersama dalam kelompok," kata Lina.

Selain berpengaruh pada psikis anak, kecanduan gawai atau game online juga bisa berpengaruh pada kesehatan fisik. Anak yang sering bermain game biasanya akan merasakan sakit pada pergelangan tangan, pegal-pegal pada tulang punggung dan leher, dan tentunya sangat berpengaruh pada kesehatan mata.

Sementara itu kecanduan penggunaan gawai pada anak balita yang belum bisa berbicara juga bisa menyebabkan keterlambatan bicara karena minim interaksi. Lina menyarankan orang tua untuk memberikan pengawasan lebih pada anak dalam bermain game atau pun berselancar di internet.

Dia menjelaskan harus ada batasan waktu yang harus dipatuhi dan orang tua lebih banyak membangun interaksi dengan anak agar penggunaan gawai tidak menjadi adiksi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus